Jakarta, Portal.id – Mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) melakukan inovasi pada bidang pangan dengan mengolah daun pepaya menjadi makanan yang manis dan segar yang disukai anak-anak.
“Kami mengolah daun pepaya menjadi jelly yang segar dan manis, yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, ” ujar Mahasiswa Teknologi Pangan UPH 2021, Kesya Christyanti Stephanus, di Jakarta, Senin.
Ia membuat jelly sehat yang digemari anak-anak dari daun pepaya yang diberi nama Yale, yang rendah gula tapi tetap enak.
Daun pepaya terkenal pahit tapi kaya manfaat bagi tubuh. Untuk itu dalam prosesnya, pihaknya menggunakan Bentonite Clay dan menambahkan pemanis buatan yang digunakan dalam batas aman dengan kalori yang lebih rendah daripada gula biasa.
“Melalui pameran ini saya juga ingin meningkatkan konsumsi daun pepaya dengan mengajak masyarakat untuk berkreasi mengolahnya menjadi makanan sehat, ” tambah dia.
Sebanyak 11 inovasi pangan berbahan dasar pangan lokal yang tinggi gizi, telah dipamerkan melalui kegiatan UPH Food Explore 2022.
Melalui pameran yang bertemakan “Utilization and Diversification of Local Functional Food”, mahasiswa Prodi Teknologi Pangan UPH telah menciptakan beragam produk, diantaranya jelly dan es krim dari daun pepaya, keripik dari daun singkong dan daun katuk, es krim kencur, brownies yang terbuat dari tempe, minuman kombucha, dan lainnya.
Melalui rangkaian acara Food Explore 2022, Prodi Teknologi Pangan UPH ingin mendorong publik untuk mengonsumsi produk berbahan dasar pangan lokal yang dapat diolah dan bermanfaat dalam meningkatkan kekebalan tubuh.
Ketua Prodi Teknologi Pangan UPH, Ratna Handayani, menjelaskan bahwa pameran itu menjadi upaya untuk menanamkan prinsip penggunaan bahan lokal yang bergizi kepada mahasiswa.
“Sehingga ke depannya mereka dapat membuat produk-produk dalam negeri yang bermanfaat bagi kesehatan,” kata Ratna.
Selain itu, Ratna juga menjelaskan bahwa ke-11 produk inovasi kali ini dibuat melalui pemanfaatan dana yang diperoleh melalui Program Kompetisi-Kampus Merdeka (PKKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Sumber pangan lokal kita sangat berlimpah dan berpotensi untuk bisa menjadi pangan fungsional; yaitu pangan yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Pangan fungsional menjadi senjata kita untuk tetap sehat di masa sekarang,” ujarnya.
Prodi Teknologi Pangan UPH berharap, mahasiswa kami bisa terus berani melakukan terobosan inovasi dalam mengolah bahan dasar pangan lokal Indonesia yang tinggi gizi, namun belum diminati. Inilah tantangan para mahasiswa, bagaimana mereka melakukan inovasi makanan yang tadinya tidak disukai, menjadi produk yang enak, sehat, dan menarik, jelas Ratna.
Rektor UPH, Dr (Hon) Jonathan L Parapak., MEng Sc, mengapresiasi mahasiswa yang memiliki ide brilian dalam mengelola pangan lokal.
“Salut pada mahasiswa yang punya ide brilian dan terus berinovasi untuk menjaga ketahanan pangan kita,” kata Jonathan.
Pihaknya terus mendorong mahasiswa untuk terus kreatif, sehingga dapat membuat produk-produk yang komersial. Hal itu juga pembuktian, bahwa pihaknya senantiasa memberikan pendidikan yang menghasilkan lulusan unggul, penuh kreasi, dan siap menjawab kebutuhan yang ada di masyarakat.
Selain Rumah Inovasi, acara Food Explore tahun ini juga mengadakan sejumlah kompetisi untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), yakni lomba Inovasi Bersyarat yang diikuti oleh 10 SMA se-Jabodetabek, serta lomba Scientific Research Competition untuk tingkat universitas. Selain kompetisi, diadakan juga seminar nasional untuk menambah pengetahuan siswa, mahasiswa, serta publik tentang peran pangan fungsional dengan menghadirkan para ahli di bidang pangan.