#Headline

BKKBN Sultra Fasilitasi Evaluasi Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting di Konawe Selatan

×

BKKBN Sultra Fasilitasi Evaluasi Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting di Konawe Selatan

Sebarkan artikel ini

Konawe Selatan, Portal.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar fasilitasi Evaluasi rencana tindak lanjut Audit Kasus Stunting (AKS) di Kabupaten Konawe Selatan, Jumat.
“Percepatan penurunan stunting tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus secara bersama-sama dengan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Pemda Konawe Selatan akan selalu berada di depan dalam strategi kebijakan terkait stunting,” kata Wakil Bupati Konawe Selatan, Rasyid, saat membuka kegiatan itu yang dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Sultra, Asmar, di Andoolo, Jumat (18/11/22).
Ia mengatakan, beberapa upaya atau langkah yang dilakukan Pemerintah Konawe Selatan dalam upaya penurunan stunting yakni bekerja sesuai data, dengan cara memastikan seluruh prevalensi data Stunting harus terkoneksi dalam bentuk NIK.
“Sehingga dari data prevalensi itu akan tergambar apakah orang tua anak berisiko stunting tersebut terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau tidak. Karena kalau datanya tergambar dalam bentuk NIK, maka penanganannya akan komfrehensif,” katanya.
Tetapi kata dia, jika data itu tidak masuk di DTKS, maka tugas pertama adalah masukan dalam DTKS dengan menggunakan variabel reruntuhan struktural.
“Tapi kalau sudah masuk dalam DTKS, dan faktanya masuk dalam data prevalensi stunting, boleh jadi pemberian bantuan sosial selama ini tidak tepat sasaran sehingga ini yang harus dievaluasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Sultra, Asmar, mengatakan berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia pada Rakornas tahun 2021, BKKBN ditunjuk sebagai koordinator pelaksana di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
“BKKBN mengkoordinasikan upaya percepatan penurunan stunting ini melalui kerjasama lintas kementerian/lembaga, lintas sektor serta lintas pemerintah pusat dan daerah sampai dengan tingkat desa,” katanya.
Dijelaskan, audit kasus stunting dilaksanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran dan mengetahui penyebab resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran sebagai upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa.
Selain itu kata Asmar, audit ini juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana intervensi pemerintah terhadap penanganan stunting di Kabupaten Konawe Selatan.
“Menganalisis faktor risiko terjadinya stunting pada balita, BKKBN berupaya melakukan pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa serta memberikan rekomendasi penanganan kasus dan perbaikan tata laksana yang harus dilakukan oleh Pemda Konawe Selatan,” pungkasnya.
Kegiatan ini berfokus pada para kepala dinas terkait, camat, kepala desa dan lurah, serta kader penyuluh KB se Konawe Selatan.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan ikuti WhatsApp channel portal.id