kendari.portal.id – Kepala Kantor wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulawesi Tenggara, H. Zainal Mustamin menerima kunjungan Tamu Kehormatan Ummusshabri International Expo 2023 Dari Lintas Negara Lintas Agama di Graha Moderasi Kanwil Kemenag Sultra, Jumat.
Diantara tamu kehormatan yang hadir yakni Prof. Dr. Zuraidah Abdullah, Ph.D, Guru Besar University Malaya, Dr. Khahar Saprani, Khaelani Abdul Jalil, Mohd. Musleh Yunus para Praktisi Pendidikan dari Malaysia, Kadriye Sanli dan Cilem Disli Praktisi Pendidikan dari Turki, dan Bernadette B Bugtong Praktisi Pendidikan dari Philipina.
Kakanwil didampingi sejumlah pejabat Administrator termasuk para pembimbing Agama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha menerima kunjungan para praktisi pendidikan ini dengan hangat dan penuh kekeluargaan sembari memperkenalkan bagaimana moderasi beragama di Sulawesi Tenggara telah lama terbangun dengan keanekaragaman falsafah dan budaya yang ada.
Dalam kunjungan ini, masing-masing perwakilan negara juga berkesempatan mengisi podcast pada Studio Warta Moderasi Kemenag Sultra.
Salah satu Narasumber, Prof. Dr. Zuraedah Abdullah, Ph.D, Guru Besar University Malaya mengungkapkan jika informasi dan literasi layaknya Graha Moderasi Kanwil Kemenag Sultra juga telah dimiliki negara Malaysia namun dengan ciri yang berbeda.
“Kami ada pusat peradaban dan saya menjadi pengarah di pusat dialog peradaban yang diperkenalkan perdana menteri kami yang objektifnya agar kami menghormati satu sama lain. Perbedaan yang ada dapat menjadikan kita satu atau yang biasa diistilahkan pembinaan karakter dan toleransi,” terangnya.
Dikesempatan ini Zuraedah Abdulah juga membicarakan tentang pandangannya mengenai pola pendidikan di Sultra berdasarkan pengamatannya di Pesantren Ummusshabri.
Menurutnya, Ummusshabri mampu mempersembahkan, membangun dan membina putera-puteri yang tidak hanya memahami materi di atas kertas, tetapi juga mampu menerjemahkan dan dalam mengamalkannya dalam kehidupan.
“Agama tidak melarang siapa saja untuk berjaya. Saat ini banyak pandangan yang nampak seperti ada unsur sekuler, liberalisasi, tetapi dalam hal ini kita melihat sudut pandang masing-masing tetapi kita tetap berpegang terhadap agama kita dan menghormati agama lain,” ujarnya.
“Hal inilah yang menjadi keunikan tidak hanya di Kendari tetapi di seluruh Indonesia dan menjadi model kepada semua. Dan kami juga memiliki model tersendiri tetapi perbedaan itu kita sama-sama menghayatinya, mempunyai nilai peradaban dan nilai tersendiri yang tidak menghalang modernisasi baik kepada anak kita terlebih kepada kita sebagai pemimpin agama,” tambahnya.
Dirinya juga memberikan apresiasi kepada Kakanwil Kemenag Sultra, H Zainal Mustamin dalam upayanya menjaga toleransi dan moderasi beragama.
“Kakanwil tidak hanya mampu menjadi pemimpin yang adil dan sejahtera, juga memberi peluang kepada semua agama yang ada untuk maju dan menunjukkan kita orang Islam tidak menepikan yang lain,” pungkasnya.