Kendari, Portal.id – Ketua TP-PKK Kota Kendari, Hj Sri Lestari Sulkarnain didampingi pihak Dinas Sosial Kendari kembali mengunjungi salah satu keluarga yang memiliki bayi penderita hidrosepalus yang berdomisili di jalan Sisingamangaraja RT/RW 001/001 Kelurahan Anggoeya Kecamatan Poasia, Senin (12/9/22).
Bayi yang sudah mengidap penyakit Hidrosefalus tersebut sudah berusia 1 tahun atas nama Raffasya Qyyas Fadli, yang merupakan putra kedua dari pasangan Fadli dan Gita Mayasari.
Seberti pada kunjungan-kunjungan sebelumnya kepada warga yang memiliki masalah yang sama, Ketua PKK kendari memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok sehari-hari atau sembako tersebut diterima langsung keluarga sang bayi.
Sementara dalam kunjungannya ini, Ketua TP PKK Kota Kendari turut mengungkapkan keprihatinannya dengan penyakit hidrosefalus yang dialami Raffasya.
“Kegiatan ini kerap saya lakukan bersama Dinas Sosial ketika mendapatkan ada informasi seperti ini, maka saya akan langsung turun lapangan untuk menemui keluarga dan melihat l;amgskugn kondisi keluarnaya sembari memberikan suport dan dukungan moral untuk terus bersabar dan berdoa agar penyalit yang diserita bisa disembuhkan,” kata Sri Lestari.
Ketua Dekranasda kendari ini juga mengingatkan kepada keluarga sang bayi akan pentingnya memenuhi kebutuhan gizi harian sebelum ataupun ketika tengah mengandung.
“Usahakan konsumsi makanan bergizi seperti sayur dan Ikan, hindari makanan yang bersifat instan karena sumber gizinya rendah,” pungkas wanita berhijab ini.
Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak sehingga meningkatkan tekanan pada otak. Pada bayi dan anak-anak, hidrosefalus membuat ukuran kepala membesar. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala hebat.
Cairan otak diproduksi oleh otak secara terus menerus, dan diserap oleh pembuluh darah. Fungsinya sangat penting, antara lain melindungi otak dari cedera, menjaga tekanan pada otak, dan membuang limbah sisa metabolisme dari otak. Hidrosefalus terjadi ketika produksi dan penyerapan cairan otak tidak seimbang.