Buton Utara, Portal.id – Sejumlah kru kapal Semumu diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang warga Desa Labuan Bajo, Kecamatan Wakorumba Utara, Kabupaten Buton Utara (Butur), bernama La Ode Basrudin (36).
Peristiwa itu terjadi ketika La Ode Basrudin mendatangi acara lulo yang diadakan oleh pihak kapal Semumu di depan gerbang penyeberangan Pelabuhan Ferry Labuan-Amolengo, pada Sabtu malam, 9 Maret 2024.
Awalnya acara tersebut berlangsung kondusif, namun saat itu La Ode Basrudin tiba-tiba dihampiri dan digertak oleh salah satu kru kapal Semumu sehingga timbul keributan.
Saat itu juga acara kemudian dihentikan dan dibubarkan. Lalu La Ode Basrudin yang masih penasaran dengan maksud dari salah satu kru kapal Semumu yang menggertaknya, terus mencoba untuk meminta klarifikasi dengan mendatangi kru tersebut di atas kapal.
“Saya tidak tahu menahu, tiba-tiba digertak oleh salah satu kru kapal Semumu, kemudian saya datang ke kapal dengan motif hanya sekedar ingin klarifikasi,” kata La Ode Basrudin, Kamis 14 Maret 2024.
Lebih lanjut, saat tiba di depan kapal, La Ode Basrudin mengatakan, bahwa sempat terjadi cekcok dengan kru kapal Semumu. Tapi tak lama kemudian kru kapal meminta berdamai dan mengajaknya untuk minum minuman keras (miras) di atas kapal.
“Ketika saya hendak duduk, mereka mematikan lampu, dan kemudian beberapa kru kapal melakukan penganiayaan kepada saya,” ujar La Ode Basrudin.
La Ode Basrudin menjelaskan, bahwa dirinya sempat mencoba untuk lari menyelamatkan diri namun tak berdaya ketika dihujani pukulan dan tendangan oleh sejumlah kru kapal Semumu.
“Saat itu ada salah satu orang bernama Mustafa yang melerai dan baru saya berhenti dipukuli,” jelasnya.
Akibat pengeroyokan itu, La Ode Basrudin mengalami sejumlah luka lebam di tubuhnya bahkan mengalami patah gigi.
Sementara itu, staf pengatur kendaraan di Pelabuhan Ferry Labuan-Amolengo, Samsudin menjelaskan, bahwa awalnya korban dan terduga pelaku sama-sama sedang meneguk minuman keras di acara tersebut.
“Kru kapal Semumu dan juga korban sama-sama minum, setelah itu kalau tidak salah kurang lebih jam 12 malam, tiba-tiba ada keributan, tapi belum ada benturan fisik, saya berusaha cegat mereka supaya aman,” katanya.
Karena terjadi keributan, lanjut Samsudin, acara lulo tersebut dihentikan, dan seluruh kru kapal kembali ke dermaga untuk berisitirahat.
“Ini gerbang saya tutup, tidak lama ada Babinsa atas nama pak Asaruddin, dia dapat itu korban katanya dari kapal, karena masih merasa tersinggung, ini korban dia buka kembali gerbang, kami sempat menahan, tapi dia memaksa masuk, jadi kita biarkan, setelah itu saya tidak tau kejadian setelahnya,” jelas Samsudin.
Menanggapi peristiwa itu, salah satu tokoh pemuda Desa Labuan Bajo, Deni mengecam dugaan perbuatan tidak terpuji kru kapal Semumu yang melakukan penganiayaan terhadap masyarakat Labuan Bajo.
“Dengan adanya kejadian ini, kami berharap agar para pelaku dapat diproses secara hukum, dan diberi sanksi,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolsek Wakorumba Utara Ipda Achmad Sudarminto mengatakan, bahwa korban telah melaporkan dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh kru kapal Semumu.
“Dalam laporannya, saat itu dia dikeroyok, dan dia tidak kenal siapa yang mengeroyok, yang jelasnya kru kapal,” kata Ipda Sudarminto.
Saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan serta mengumpulkan keterangan saksi saat kejadian tersebut.
“Kami tengah melaksanakan penyidikan untuk mengetahui siapa-siapa pelakunya, diantara kru kapal itu. Kami juga sudah memeriksa beberapa orang saksi tepatnya untuk saat ini tiga orang saksi dan sekarang kita melakukan pemanggilan dan undangan kepada saksi-saksi yang bisa memberikan keterangan,” jelasnya.
Ipda Sudarminto menambahkan, bahwa acara lulo yang diselenggarakan oleh pihak kapal Semumu tersebut, sama sekali tidak memiliki izin keramaian dari kepolisian.
“Tidak ada izinnya, izin keramaiannya tidak ada, dan tidak ada penyampaian,” tegasnya.
Hingga berita diterbitkan, Jurnalis Portal sedang berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak kapal Semumu.
Laporan Hardiyanto