BombanaSulawesi Tenggara

BNPT dan FKPT Sultra Dorong Moderasi Beragama di Bombana untuk Cegah Paham Radikal

×

BNPT dan FKPT Sultra Dorong Moderasi Beragama di Bombana untuk Cegah Paham Radikal

Sebarkan artikel ini
FKPT Sultra
FKPT Sultra menyelenggarakan kegiatan bertajuk "Pencegahan Paham Radikal Terorisme Melalui Moderasi Beragama" di Kabupaten Bombana pada Rabu, 9 Oktober 2024. Foto : Ist

Portal.id, Bombana – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Pencegahan Paham Radikal Terorisme Melalui Moderasi Beragama” di Kabupaten Bombana pada Rabu, 9 Oktober 2024.

Kegiatan ini merupakan langkah preventif FKPT Sultra untuk menangkal penyebaran paham radikal dan terorisme melalui pemahaman agama yang moderat.

Moderasi beragama menjadi tema utama dalam kegiatan ini, yang ditekankan sebagai cara pandang dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama secara moderat, yakni tidak berlebihan atau ekstrem. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kehidupan beragama yang lebih harmonis dan toleran di tengah keberagaman.

Pj Bupati Bombana, yang diwakili oleh Asisten 1 Bidang Pemerintahan, H Drs Edy Suharmanto, M. Si dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI dan FKPT Sultra atas inisiatif penyelenggaraan kegiatan yang penting ini.

Ia juga memberikan penghargaan kepada seluruh panitia, tokoh agama, dan pemuda yang telah berpartisipasi aktif dalam mendukung kesuksesan acara tersebut.

“Semoga melalui kegiatan ini, kita semakin kokoh dalam menjaga semangat kebangsaan serta nilai-nilai agama yang damai dan toleran,” ujar Edy Suharmanto.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kasi Pengawasan Barang BNPT RI, Faizal Yan Aulia yang dalam materinya menekankan pentingnya prinsip moderasi dalam beragama.

Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama sejatinya adalah bagian dari ajaran agama itu sendiri, dengan dua prinsip utama: adil dan berimbang.

“Prinsip pertama adalah adil, artinya kita harus melihat secara seimbang dari kedua kutub yang ada. Prinsip kedua adalah berimbang, yakni memahami teks agama harus sesuai dengan konteks, dan memahami konteks harus didasarkan pada teks agama,” jelas Faizal dalam pemaparannya.

Sementara itu, Ketua FKPT Sultra, Andi Intan Dulung berharap kegiatan ini dapat terus memperkuat komitmen masyarakat Bombana dalam menjaga semangat kebangsaan serta membangun kehidupan beragama yang damai, toleran, dan jauh dari ekstremisme.

Ia menegaskan bahwa kegiatan serupa akan terus dilakukan di berbagai daerah di Bumi Anoa guna memperluas pemahaman masyarakat tentang pentingnya moderasi beragama dalam menjaga keamanan dan stabilitas sosial.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan ikuti WhatsApp channel portal.id