Kendari, Portal.id – Pj Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra)< Asmawa Tosepu, mengingatkan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar serius dan fokus melakukan upaya penanganan kasus stunting di daerah itu.
“Stunting menjadi persoalan utama yang harus mendapat penanganan dari Dinas kesehatan ataupun dinas terkait lainya yang tergabung dalam Tim Percepatan penanganan Stunting,” kata Asmawa saat membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Raker Kesda) Dinas Kesehatan tahun 2022, di Kendari, Rabu.
Ia mengatakan, data SSGI 2021 menyebutkan, persentase kasus stunting di Kendari mencapai 24 persen. Angka ini sedikit di bawah angka maksimal kasus stunting nasional sebesar 24,4 persen.
“Pemkot Kendari menargetkan penurunan prevalensi stunting di tahun 2022 menjadi 20 persen dan untuk 2023 mendatang menjadi 15 persen,” katanya.
Selain stunting kata dia, persoalan Covid-19 gagal ginjal akut pada anak-anak, dan penyakit tidak menular diantaranya hipertensi dan diabetes masih menjadi persoalan utama penanganan kesehatan di Kota Kendari tahun 2022.
“Saya mengajak kita untuk memikirkan warga masyarakat Kota Kendari yang kurang mampu atau yang berhak menerima asuransi jaminan kesehatan daerah untuk betul-betul kita pastikan bahwa merekalah yang berhak mendapatkan Jamkesda,” katanya.
Untuk memastikan data itu, pekan lalu Pj Wali Kota Kendari sudah meminta pada Dinas Kesehatan, camat dan lurah untuk melakukan verifikasi data penerima Jamkesda.
Selain itu, Pj Wali Kota Kendari juga menjelaskan untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat, pemerintah berupaya melakukan perubahan paradigma atau cara pandang pelayanan kesehatan dengan memberikan penguatan layanan yang sifatnya promotif dan preventif namun tidak mengesampingkan layanan yang bersifat kuratif dan rehabilitasi.
“Mencegah itu lebih baik dari mengobati,” katanya.
Dari sisi pelayanan pemerintah Kota Kendari terus menambah fasilitas baik sarana maupun prasarana kesehatan, seperti kendaraan maupun pembangunan gedung baru.
“Saya juga mengingatkan pada pihak puskesmas agar, dalam memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat, bisa memberikan layanan prima seadil-adilnya dengan sepenuh hati tanpa diskriminasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, drg Rahminingrum menjelaskan Raker Kesda digelar untuk meningkatkan capaian indikator kesehatan dengan membangun kolaborasi dengan stakeholder terkait untuk menciptakan Kota Kendari sehat.
“Pembangunan kesehatan tidak akan memberikan dampak signifikan jika hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja, tapi harus mengajak sektor lain untuk mengintegrasikan pembangunan sektor kesehatan, secara fungsional sesuai tugas dan kewenangan masing-masing,” jelasnya.
Pada kegiatan ini, Dinas Kesehatan Kota Kendari menyerahkan 3 unit motor operasional puskesmas Kandai, alat timbang bayi pada puskesmas Lepo-lepo serta 67 kartu Jamkesda pada perwakilan penerima.