Kendari, Portal.id – Pemerintah Kota Kendari menggelar rapat koordinasi (Rakor) bersama Forkopimda Kota Kendari untuk membahas dampak badai El Nino di Kota Kendari.
Rapat ini dipimpin Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu, didampingi Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultra, Komandan Kodim 1417 Kendari dan Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Kendari, di Aula Samaturu Kantor Balai Kota Kendari, Kamis (12/10/2023).
Dalam rakor ini, Kota Kendari ditetapkan status siaga darurat kekeringan.
Asmawa Tosepu menjelaskan, penetapan status siaga darurat kekeringan ini ditetapkan karena dampak kekeringan sudah mulai dirasakan warga Kota Kendari.
Berdasarkan laporan camat dan lurah sebanyak 7 kelurahan mulai mengalami kesulitan air bersih, sehingga butuh penanganan dari Pemerintah Kota Kendari. 7 kelurahan itu diantaranya, Kelurahan Bende, Tondonggeu dan Baruga.
Menurutnya, segala antisipasi harus segera dilakukan Pemerintah Kota Kendari, karena berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badai El Nino ini masih berlangsung hingga awal 2024.
“Langkah-langkah yang dilakukan yakni memberikan suplai air bersih yang dilakukan oleh OPD, TNI Polri termasuk melibatkan PDAM kepada 7 kelurahan tersebut, dan sekarang sedang didata keluarga yang terdampak tersebut,” ungkapnya usai rapat bersama Forkopimda.
Sedangkan untuk meminimalisir dampak gagal panen terhadap 210 haktare sawah di kawasan Amohalo Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kepala Biro Umum Kementerian Dalam Negeri ini, memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menggunakan 3 dari 5 mesin pompanya untuk mengalihkan air ke kawasan persawahan Amohalo Kecamatan Baruga.
Ini dilakukan untuk menyelematkan sejumlah sawah yang masih berpotensi panen, sehingga potensi puso bisa dikurangi.
“Untuk kawasan, lahan-lahan yang masih produktif yang masih bisa kami selamatkan, kami selamatkan terlebih dahulu itu prioritas,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala BMKG Sulawesi Tenggara Sugeng menyampaikan, BMKG memprediksi Badai El Nino masih akan terjadi hingga tahun 2024. Hingga Oktober ini intensitas badai El Nino masih pada level moderat. Level ini diprediksi masih akan terjadi hingga Desember 2023 dan Januari 2024, sedangkan level normal diperkirakan akan terjadi bulan Februari 2024.
“Sedangkan untuk prediksi hujan di bulan Oktober di Kendari masih kategori sangat rendah nilainya antara 0-20 mili meter per bulan, kemudian November nya agak naik namun masih dalam kategori rendah. Sedangkan bulan Desember, kita (Kendari) diprediksi sudah masuk musim penghujan dengan curah hujan menengah,” jelasnya.
Rapat Koordinasi Forkopimda ini, juga diikuti para Asisten, Staf Ahli, Kepala OPD, Kepala Bagian, camat dan lurah se Kota Kendari, dan Perumda Air Minum Tirta Anoa.