Konawe Selatan, Portal.id – Peran operator aplikasi SIKS-NG dalam mengelola data desa atau kelurahan sangatlah dibutuhkan. Untuk itu, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) melaksanakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di salah satu Hotel di Kendari, pada 5 – 7 Februari 2024.
Pelatihan itu diikuti 351 peserta yang terdiri dari 336 perwakilan desa dan 17 perwakilan kelurahan. Pemateri kegiatan dihadirkan langsung dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Sosial RI.
Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Konsel, Hj. St Chadidjah didampingi Kepala Dinas Sosial Konsel, Nurlita Jaya AS dan pejabat lingkup Dinas Sosial Konsel.
Dalam sambutannya, Chadidjah berharap setelah pelatihan, pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) melalui Aplikasi SIKS-NG makin optimal. Data ini guna mengidentifikasi dan verifikasi masyarakat miskin dan rentan miskin yang berhak menerima bantuan sosial dari pemerintah.
“DTKS ini bermanfaat untuk meningkatkan keakuratan penyaluran bantuan sosial. Mengurangi potensi salah sasaran bantuan sosial. Mempermudah pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan. Dan meningkatkan transparansi serta akuntabilitas penyaluran bantuan sosial,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, DTKS Konsel tahun 2024 periode januari sebanyak 171.286 jiwa, dan kurang lebih 158.115 jiwa yang perlu dilakukan pemutakhiran data oleh pengisi data (operator) SIKS-NG desa/kelurahan.
“Data DTKS adalah salah satu data acuan dari program satu data Indonesia yang akan menjadi data integrasi yang mudah diakses dan dibagi pakaikan antar instansi pusat dan instansi daerah,” ujar Chadidjah.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Konsel, Nurlita Jaya AS menjelaskan, bahwa saat ini Pusdatin Kemensos RI secara terus menerus melakukan pembaruan menu pada aplikasi SIKS-NG dengan tujuan validitas data DTKS tetap akurat dan tepat sasaran.
“Kegiatan ini sudah kedua kalinya dilakukan, kali pertama tahun 2022 lalu. Kegiatan ini penting. Pengelola data SIKS-NG desa/kelurahan merupakan salah satu garda terdepan dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pengelolaan DTKS,” kata Nurlita.
DTKS ini, lanjutnya, digunakan dalam berbagai program penanggulangan kemiskinan. Seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan program bantuan sosial lainnya.
“Maka diperlukan operator yang handal dan kompeten dalam mengoperasikan SIKS-NG desa dan kelurahan agar data DTKS yang dihasilkan dapat akurat, mutakhir, dan akuntabel,” jelasnya.
Dirinya meyakini, dengan pelatihan ini, para operator SIKS-NG desa dan kelurahan akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan professional. Dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas DTKS sebagi bentuk kontribusi dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia.