BisnisKriminal

Dipicu Kenaikan Harga Ikan, Inflasi Kota Kendari Tertinggi se-Indonesia

×

Dipicu Kenaikan Harga Ikan, Inflasi Kota Kendari Tertinggi se-Indonesia

Sebarkan artikel ini
tangkapan layar Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti dalam rilis data bulanan BPS, Rabu 1 September 2021.

Portal.id – Kendari: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat inflasi Kota Kendari pada periode Agustus 2021 tertinggi se Indonesia, atau melampuui 90 kota yang didata BPS.

Angka inflasi Kota Kendari sebesar 0,62 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 108,48 ini disinyalir dipicu kenaikan harga ikan di pasaran. BPS Sultra merilis setidaknya ada delapan jenis ikan yang memikiki andil dalam pembentukaan angka inflasi.

Inflasi terendah tercatat di Kabupaten Tanjung dengan 0,01 persen. Selain daerah yang mengalami inflasi, ada juga yang deflasi. Untuk daerah dengan deflasi terdalam yakni Sorong dengan -1,04 dan yang terendah Meulaboh, Sukabumi dan Timika dengan 0,03 persen.

Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti dalam rilis data bulanan BPS, Rabu 1 September 2021 mengungkapkan, inflasi terjadi  karena naiknya indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,65 persen.

Selain itu, juga pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,67 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,18 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,11 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

“Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran masing-masing 0,07 persen; serta kelompok pendidikan dan kelompok pakaian dan alas kaki masing-masing 0,02 persen,” papar Agnes.

Sementara itu, untuk 10 komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain ikan layang/ikan benggol sebesar 0,19 persen, ikan kembung/ikan gembung/ sebesar 0,08 persen, ikan banyar sebesar 0,07 persen.

Selanjutnya ikan gembolo/ikan aso-aso, bayam, ikan selar/ikan tude sebesar 0,04, bawang merah sebesar 0,04, ikan teri sebesar 0,04, ikan cakalang/ikan sisik sebesar 0,02, cumi-cumi sebesar 0,02, ikan tongkol/ikan ambu-ambu sebesar 0,02 serta ikan rambe sebesar 0,02.

“Jadi kenaikan harga ikanlah yang memberikan sumbangan inflasi pada gabungan dua kota pada bulan Agustus 2021,” terang Agnes Widyastuti.

Stok Berkurang, Harga Ikan Perlahan Terbang

Terkait kenaikan harga ikan dipasaran di Kota Kendari yang memicu inflasi, dibenarkan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kota Kendari, Imran. Menurutnya, harga ikan naik karena stoknya mulai berkurang.

“Sudah menjadi hukum ekonomi, kalau stok berkurang pasti harga ikan akan naik. Karena memang produksi ikan di Kota Kendari memasuki September 2021 ada penurunan,” terang Imran, saat dikonfirmasi PORTAL.ID, Kamis 2 September 2021.

Dijelaskanya, sejak Mei 2021 selepas lebaran terjadi penurunan tingkat produksi. Sebelumnya, rata-rata produksi tangkapan nelayan pada perode Januari – Maret 2021 bisa mencapai di angka 4,1 – 4,6 ton lebih sebulan.

“Sedangkan pada perode Mei – Agustus 2021 hanya bermain di angka 1 – 1,4 ton lebih. Jadi memang secara umum sampai saat ini tingkat produksi lima bulan terakhir mengalami penurunan,” jelasnya.

Untuk mengatasi berkurangnya stok ikan ini, DKP Kota Kendari berencana membongkar isi simpanan ikan di cold storage yang dimiliki sebanyak tiga unit dengan kapastias antara 30 – 50 ton ikan, untuk nantinya disistribusi ke pasaran.

“Sehingga bisa membantu masyarakat dengan menekan harga ikan di pasaran yang saat ini naik, dengan melimpahnya kembali stok ikan di pasaran,” pungkasnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan ikuti WhatsApp channel portal.id