Kendari, Portal.id – Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran 2022 dengan mengusung tema ‘Akselerasi Transformasi Layanan Umat Berbasis Layanan “Bersahabat” (Bersih, Religius, Santun, Harmonis, Berbasis Teknologi)’, resmi dibuka Minggu (17/7/2022) malam di Kendari,
Pembukaan Rakerwil yang sekaligus dirangkaikan dengan Rapat Koordinasi Wilayah Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag se Sultra ini, turut dihadiri Gubernur Sultra yang diwakili Asisten III Sekretariat Daerah Bidang Administrasi umum Dr Ir Sukanto Tobing M.SP MA, Ketua DPRD Sultra, Ketua MUI Sultra, PWNU Sultra, Ketua PHDI Sultra, Ketua BP4 Sultra, Ormas Keagamaan, Kepala Kemenag berserta DWP Kemenag kab/kota se Sultra serta sejumlah undangan lainnnya.
Dalam sambutannya Kakanwil mengatakan, terkait dengan Rakerwil, saat ini telah dimulai penyusunan PAGU indikatif secara nasional. Saat ini sedang menghadapi problem internal, diantaranya serapan anggaran yang ditargetkan 75 persen di bulan Juli ini, Kemenag Sultra masih berada dilevel 55,38 persen atau di bawah target yang telah ditetapkan.
“Karena itu rapat kerja wilayah ini penting kita laksanakan. Kita mengakui bahwa kinerja kita belum optimal, karena itu mari kita mengkonsolidasikan program kerja kita, agar kita bisa melakukan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Kita berkomitmen, transformasi layanan umat Sultra berbasis transformasi layanan Bersahabat (Bersih, Religius, Santun, Harmonis, Berbasis Teknologi),” jelas Kakanwil.
Kakanwil menyebut, Kanwil Kemenag Sultra telah menyediakan dua etalase layanan, yakni Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), yabg akan dikembangkan menjadi layanan elektronik atau virtual termasuk dibeberapa kab/kota.
Etalase lainnya yakni dengan dihadirkannya Graha Moderasi Beragama sebagai sarana edukasi, literasi, promosi moderasi. Sebagai wadah perjumpaan dan diskusi seluruh umat beragama. Karena menurut Kakanwil, semakin sering intensitas perjumpaan maka akan semakin kecil potensi kecurigaan dan pertentangan yang mungkin bisa muncul dikalangan umat beragama maupun internal umat beragama.
“Kita menyediakan ruang studio warta moderasi sebagai mimbar-mimbar keagamaan yang diisi dengan konten kerukunan, cintakasih dan kepedulian antarsesama bukan mimbar fikih atau tata cara beribadah masing-masing agama. Karena kita ingin mempromosikan Moderasi dan kerukunan beragama dalam komitmen berbangsa dan bernegara Indonesia,” ujarnya.
Banyak program dan kegiatan yang harus dilakukan berbasis anggaran, tetapi faktanya terjadi pemotongan yang mungkin merupakan bentuk punishment dari keterlambatan dalam mengeksekusi anggaran yang ada.
“Tetapi kita tidak patah semangat, kita melaunching kegiatan-kegiatan di luar tradisi rutinitas yang jika berpikir anggaran maka tidak bisa berjalan. Kita melahirkan ide dengan melaunching Program yabg memberi manfaat besar bagi masyarakat untuk merawat ke Indonesiaan,” tambahnya.
Kakanwil berharap, semua program agar di konsolidasikan dan diakselerasikan agar apa yang sudah dilakukan bisa lebih cepat lagi, lebih terukur sehingga semua persoalan dapat diatasi bersama oleh keluarga besar Kemenag serta pihak terkait.
Termasuk percepatan pembangunan Asrama Haji menjadi embarkasi antara. Gubernur juga telah menyatakan komitmennya untuk membantu percepatan ini, dan diharapkan segera terwujud di dua atau tiga tahun mendatang. Karena Sultra merupakan jemaah terbesar kedua untuk wilayah Indonesia Timur. Kendati demikian, untuk mewujudkan embarkasi sementara, harus dilakukan penyempurnaan dan perbaikan berbagai fasilitas.
“Kita ucapkan terimakasih kepada Gubernur selaku Pemerintah Provinsi yang senantiasa membersamai dalam setiap kegiatan Kemenag,” ungkapnya.
Kakanwil menginginkan, agar seluruh jajaran ASN Kemenag Sultra bisa menjadi teladan, contoh ketika ironi negeri yang religi sedang menghadapi krisis moral. Maka Kementerian Agama harus menjadi garda terdepan. Semua dilakukan dalam konteks 3B, Bersama kita bisa, Bersatu kita kuat, Bersaudara kita rukun.
“Kita punya komitmen untuk menjaga integritas, karena salah satu ciri dari integritas itu adalah kepatuhan kepada Tuhan dan kepada regulasi. Karena saat ini semakin banyak instansi pengawasan. Semua yang kita lakukan diniatkan untuk kebaikan instansi Kementerian Agama serta Pemerintah Daerah dengan kemitraan yang strategis, dalam ikhtiar mewujudkan visi pemerintah dan Kemenag,” imbuhnya.
Kakanwil juga mengingatkan netralitas ASN Kemenag yang tidak terjebak dalam kepentingan. Namun ASN harus memilih keberpihakan pada kebaikan, kejujuran dan keadilan. Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah adalah kemitraan yang strategis dalam rangka merawat daerah menjadi semakin rukun dan damai.
“Di tengah ancaman ideologi yang bertaburan di media-media sosial, kita harus berkomitmen pada komitmen ASN kita yaitu menjaga dan merawat ke Indonesiaan melalui pilar Pancasila, UUD, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dengan strategi moderasi beragama. Itulah penopang ke Indonesiaan kita. Mari kita lakukan Rakerwil ini dalam semangat 3B (Bersama, Bersatu, Bersaudara). Bersama kita bisa, Bersatu kita kuat, Bersaudara kita rukun,” pungkas Kakanwil mengakhiri sambutannya.
Rakerwil ini dihadiri 200 orang peserta, dengan rincian Kepala Kankemenag kab/kota 13 orang, Kasubbag TU Kemenag kab/kota 17 orang, Kepala Seksi Kemenag kab/kota se Sultra 62 orang, perwakilan MAN 17 orang, MTsN 45 orang, MIN 19 orang dan KUA 27 orang. Selain itu juga hadir Ketua DWP dari 17 Kemenag Kab/kota beserta pengurus.