KENDARI – Meskipun memiliki kekayaan alam yang melimpah dengan catatan investasi yang terus meningkat, hal tersebut rupanya belum berdampak pada penurunan angka kemiskinan di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Malahan, berdasarkan data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra), angka kemiskinan di Bumi Anoa terus meningkat setiap tahunnya.
Dari data yang dirilis BPS Sultra untuk periode Maret 2023, sebanyak 321,53 ribu orang di Bumi Anoa termasuk kategori miskin. Angka ini diketahui meningkat dibanding catatan yang sama tahun Maret 2022, atau tahun lalu.
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti menjelaskan, dalam kurung waktu Maret 2022 hingga Maret 2023, terdapat kenaikan jumlah warga miskin di Sultra sebesar 0,26 persen.
“Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 321,53 ribu orang, atau naik 0,26 persen yakni sebesar naik 11,74 ribu orang terhadap Maret 2022,” jelas Agnes dalam keterangan persnya, Rabu 19 Juli 2023.
Sementara itu, berdasarkan daerah tempat tinggal, dibandingkan data September 2022, jumlah penduduk miskin Maret 2023 perkotaan naik sebanyak 6,18 ribu orang.
Jumlah tersebut yakni dari angka 73,71 ribu orang pada September 2022 menjadi 79,89 ribu orang pada Maret 2023. Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan naik sebanyak 0,60 ribu orang.
“Yakni dari angka dari 241,04 ribu orang pada September 2022 menjadi 241,64 ribu orang pada Maret 2023,” terang Agnes.
Dijelaskannya juga, jumlah penduduk miskin di Suktra pada Maret 2023 sebesar 321,53 ribu orang tersebut, mencakup sebentar 11,43 persen dari seluruh jumlah penduduk Sultra.
“Untuk angka secara nasional, Provinsi Sultra menduduki posisi ke 25 sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia,” pungkasnya.
