Kolaka Timur, Portal.id – Tim Pencegahan Kemiskinan Ekstrim (PKE) Sekretariat Wakil Presiden melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra) dan menyatakan bahwa daerah itu merupakan pilot projek atau percontohan penanganan kemiskinan di wilayah sulawesi.
“Yang jelas kami dari pusat ingin belajar mengenai upaya upaya kearifan lokal yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, bagaimana cara mereka mengatasi kemiskinan dengan cara dan metode yang ada,” kata Anggota Tim PKE Sekretariat Wapres, Priyambudi saat melakukan kunjungan di Desa Aladadio dan Pekorea, Kecamatan Aere, Kolaka Timur, Senin (1/11/22).
Priyambudi mengatakan PKE yang dilakukan tersebut untuk belajar mengenai kearifan lokal yang dilakukan masyarakat, dalam mengatasi penyakit dengan cara dan metode yang ada melalui pendampingan pihak swasta atau di luar pemerintah.
“Setelah kita melihat pola yang dilakukan masyarakat setempat, kami akan mengupayakan adanya kemitraan dengan sektor non pemerintahan agar dilakukan pendampingan terhadap warga atau petani, baik dengan dukungan dana, dukungan pemerintah daerah, kemudian adanya kelembagaan bersama agar hasilnya berdampak maksimal dan dirasakan masyarakat. Jadi disini kami melihat ada beberapa sektor yang bisa menurunkan angka kemiskinan ini, diantaranya sektor pertanian dan ini terlihat bagaimana sektor pertanian berkontribusi besar bagi pembangunan daerah, jadi setiap daerah memiliki keunikan tersendiri, jadi yang penting dari kunjungan kita ini adalah apa yang kita lihat di daerah,” katanya.
Sementara itu, Plt Bupati Kolaka Timur, Abdul Azis langkah mengapresiasi yang dilakukan tim PKE sekretariat wakil presiden untuk melihat langsung kondisi penanganan kemiskinan di Kolaka Timur serta siap melakukan upaya menurunkan angka kemiskinan di kabupaten Kolaka timur, khususnya di Kecamatan Aer.
“Kita berharap dengan kunjungan tim PKE Sekretariat Wapres ini, bisa lebih cepat menurunkan angka ekstrim di kolaka Timur yang masih tercatat 20 persen,” katanya.
Abdul Aziz mengaku, meskipun angka kemiskinan ekstrim di wilayahnya berada pada angka 20 persen, tetapi itu merupakan yang terendah dari 17 kabupaten kota se Sultra.
“Mudah-mudahan dengan turunnya tim PKE ini angka kemiskinan ekstrim di Kolaka timur di tahun 2023 mendatang bisa menurun lagi sebanyak satu digit,” tutur Abdul Azis.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kolaka Timur, Mustakim Darwis mengatakan bahwa berusaha terus berupaya melakukan berbagai upaya membangkitkan semangat agar terhindar dari kategori kemiskinan ekstrim.
“Salah satunya kita bekerja sama dengan swasta untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam mengembangkan komoditas pertanian yang berpotensi meningkatkan pendapatan di wilayah masing-masing,” katanya.
Disebutkan, pola pendampingan tersebut sudah dilakukan kepada kelompok masyarakat di Desa Aladadio dan Desa Pekorea Kecamatan Aere.
“Pendampingan ini dilakukan oleh pihak Yayasan Haji Kalla bersama Universitas Haluoleo melakukan pendampingan warga membuat demplot padi dan demplot budidaya ikan di Desa Pekorea dan Demplot Jagung di desa Aladadio,” katanya.
Menurut dia, pola ini sangat efektif memberikan manfaat kepada warga dan pemerintah setempat karena pemerintah daerah tidak harus menggunakan dana APBD untuk mengeluarkan warga dari kondisi ekstrim.
“Kita dorong warga untuk bangkit dari zona kemiskinan ekstrim, misalnya yang senang budidaya ikan kita dampingi, yang ingin produksi padi organik kita dampingi termasuk sumber-sumber lainnya,” katanya.
Saat ini kata Mustakim, warga sudah bisa mengembangkan tanaman padi yang bebas hama tikus, mengembangkan budidaya ikan di pekarangan dengan sistem bioflok.
Untuk diketahui, kunjungan Bupati bersama Tim Setwapres di dua desa tersebut mendapat sambutan antusias dari warga setempat, dan turut dihadiri oleh Sekda Kolaka Timur, Andi Iqbal Tongasa, Anggota DPERD Kolaka Timur, Kadis Kominfo Kolaka Timur, Nyoman Abdi, dan beberapa OPD terkait lingkup Pemda Kolaka Timur. (ADV)