Konawe

Kakanwil Kemenag Sultra Resmikan Pojok Literasi MTsN 2 Konawe

×

Kakanwil Kemenag Sultra Resmikan Pojok Literasi MTsN 2 Konawe

Sebarkan artikel ini
Kakanwil kemenag SUltra tandatangani prasasti peresmian Pojk Literasi MTsN 2 Konawe

Konawe, Portal.id – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Prov. Sulawesi Tenggara, H. Zainal Mustamin meresmikan Pojok Literasi Sahabat H.A Rusli dan Gazebo di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Konawe, Senin (29/11).
Disambut dengan tarian persembahan dan iringan musik bambu, Kakanwil menyampaikan kekagumannya pada konfigurasi yang dihasilkan oleh musik bambu tersebut. Kakanwil menyebut, musik bambu merupakan cerminan konfigurasi yang semestinya dibangun di Kemenag Sultra.
“Inspirasi musik bambu adalah konfigurasi yang sangat indah. Konfigurasi yang indah ini lahir karena perpaduan dari beberapa alat musik. Kalau berjalan sendiri-sendiri, maka tidak akan terdengar indah. Setiap orang atau unit memainkan perannya dalam satu konfigurasi yang sama, menciptakan keindahan yang memukau,” katanya.
Konfigurasi tersebut tidak berjalan sendiri, namun mengikuti irama dari pemimpin atau dirigen dengan gayanya yang khas, semua dalam satu komando.
“Kita ingin Kemenag Sultra bersama masyarakat membangun konfigurasi itu dan tampil memukau. Salah satunya, melalui launching pojok literasi dan gazebo ini,” ujarnya.
Dikatakannya, Pojok literasi merupakan salah satu upaya dan sebuah wadah atau wahana untuk membangun kecerdasan, melahirkan siswa yang memiliki intelektualitas, sholeh, moderat dan unggul.
Kakanwil mengatakan, membangun literasi bukan sekedar membentuk kebiasaan siswa untuk belajar membaca, namun membaca untuk belajar. Sehingga, anak didik mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat melalui kebiasaan membaca tersebut.
“Tidak hanya aktif membaca, namun menjadi pembaca yang aktif. Membaca dalam arti luas, karena dunia ini merupakan makrokosmos, sehingga kita harus bisa membaca fenomena-fenomena alam,” ujarnya.
Karenanya, Kakanwil menekankan agar sekolah dan madrasah terus menggenjot pembelajaran bahasa asing lainnya, sehingga siswa memiliki kemampuan bilingual untuk dapat memahami makna dan istilah yang terkandung dalam setiap ilmu sains.
“Al Qur’an sendiri dari 800 ayat yang diteliti, 80 persen diantaranya mengandung ayat tentang sains dan teknologi, dan 20 persen mengenai fikih. Kita jangan sekedar dekat dengan fisiknya, namun memahami isi dan makna yang terkandung didalam Al Qur’an,” ujar mantan Kepala Kemenag Kota Kendari ini.
Kakanwil juga mengatakan, saatnya madrasah menyandingkan antara sains, ilmu pengetahuan umum dan pengetahuan agama. Tidak ada lagi dikotomi, dan keduanya harus berkembang bersama untuk melahirkan generasi yang hebat dalam pergaulan internasional.
“Layaknya Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun yang merupakan sosiolog, ahli kedokteran, matematika, sains, namun mereka juga menguasai ilmu agama dan menghafalkan Al Qur’an. Saatnya madrasah dipersiapkan, dan pintu masuknya adalah melalui pojok literasi ini. Fungsikan agar benar-benar dimanfaatkan siswa selain belajar untuk membaca, juga membaca untuk belajar,” imbuhnya.
Kakanwil menjelaskan, ayat ‘Iqro bismirobbik’ menyiratkan bacaan dan ketuhanan. Intelektual dan spiritual. Karena jika tidak seiring sejalan, maka bisa membahayakan manusia.  Akan jadi pengekor dan selalu terjajah. Iman dan ilmu harus seiring sejalan. Iman tanpa ilmu, maka orang cenderung bisa ditipu. Namun Ilmu tanpa iman, orang bisa menjadi penipu dan penghancur,” tambahnya.
“Karena itu, kita mengharapkan anak-anak kita bisa berada di tengah keseimbangan ini. Para guru bertanggungjawab untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang dimulai dari MTsN 2 Konawe ini. Jangan kecewakan semangat orangtua yang menitipkan anak-anaknya dengan ekspektasi yang besar. Tugas kita adalah menggerakkan motivasi, agar anak-anak tersadarkan dengan sendirinya. Didiklah anak-anakmu karena mereka akan hidup bukan pada zamanmu,” ujarnya.
Kakanwilpun berpesan, agar anak didik tidak  dikungkung dengan ketakutan dan cara pembelajaran dimasa lalu, karena kreatifitas dan inovasi anak tidak akan tumbuh. Namun senantiasa mendorong kemandirian belajar, tagih hasilnya, lihat bagaimana bisa mereka bekerjasama dan nasehatkan mereka untuk tetap menjaga nilai-nilai agama.
“Itu yang jauh lebih penting dari pada sekedar meletakkan fondasi secara fisikal dari pojok literasi. Fasilitasnya boleh hancur, namun semangat untuk menjadi pembelajar yang aktif jangan pernah runtuh dan berhenti,” sambung Kakanwil.
Sehingga, Kakanwil menilai perlu adanya sinergitas antara guru yang ikhlas mendampingi, kepala sekolah, kepala kantor, dukungan masyarakat dan pemerintah.
“Sekolah, masyarakat dan pemerintah merupakan koalisi yang harus dibangun permanen. Mudah-mudahan pojok literasi ini menjadi starting point, pintu masuk untuk melahirkan anak-anak yang cerdas secara intelektual dan spiritual,” harapnya.
Hadir pada kesempatan ini, Kepala Kantor Kemenag Kab. Konawe, HM. Natsir, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sultra H. Muhammad Saleh, Kepala MTsN 1 Kolaka, Camat Wawotobi, para Guru dan segenap tamu undangan.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan ikuti WhatsApp channel portal.id