Sumsel, Portal.id – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr..(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) mengapresiasi semangat para Kader KB, anggota PKK, dan bidan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Keberhasilan daerah-daerah dalam menurunkan prevalensi stunting menurut Hasto, tidak bisa dilepaskan dari peran Kader KB, anggota PKK, dan Bidan yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK).
“Kami memberi apresiasi kepada kader PKK, anggota PKK, dan Bidan yang terus bersemangat, dari desa hingga kota untuk menurunkan prevalensi stunting,” kata Hasto di Muara Enim, Selasa (20/12/2022).
Menurut Hasto, semangat itu merupakan dukungan kepada BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah TPK yang ada di Provinsi Sumatera Selatan saat ini berjumlah 6.130 tim. Dalam satu tim sendiri terdiri dari tiga orang diantaranya, satu orang Kader KB, satu orang kader PKK dan satu orang bidan. Jika ditotal, ada 18.390 orang yang terlibat dalam penurunan stunting.
Sementara itu, prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 yakni 24,8% atau masih di atas rata-rata nasional 24,4%.
Sementara itu, keluarga berisiko stunting di Provinsi Sumatera Selatan pada Semester I tahun 2022 ini berjumlah 778.345 dengan jumlah bayi dua tahun (Baduta) sebanyak 150.703, bayi lima tahun (Balita) sebanyak 378.577, calon pasangan usia subur (PUS) atau calon pengantin (3 bulan sebelum menikah) sebanyak 7.965 dan PUS sebanyak 1.320.181 serta ibu hamil 43.298.
Dr (H.C) dr Hasto Wardoyo Sp.OG (K) juga memberi apresiasi kepada Kabupaten Muara Enim yang berhasil menurunkan angka stunting dari 3,29% menjadi 2,19%.
Apresiasi tersebut disampaikan Hasto dalam acara Penguatan dan Sinkronisasi TPPS dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kabupaten Muara Enim Tahun 2022 di Gedung Evi Medaria Grand Ballroom Muara Enim, Selasa, 20 Desember 2022.
“Apresiasi setinggi-tingginya kami berikan kepada Pemkab Muara Enim yang telah berhasil menurunkan angka stunting dari angka 3,29 persen menjadi 2,19 persen. Inilah salah satu bentuk keseriusan bersama Pemkab Muara Enim khususnya Dinas DPPKB Kabupaten Muara Enim,” kata Hasto.
Hasto menjelaskan, Pemkab Muara Enim sangat serius dalam menangani kasus stunting di wilayahnya dengan melibatkan semua pemangku kepentingan melalui prinsip sinergitas dan kolaboratif.
Dalam kesempatan tersebut Hasto juga menyampaikan sejumlah kebijakan dan strategi percepatan penurunan stunting dan program Bangga Kencana, sekaligus launching 100% Kampung KB di Muara Enim yang dihadiri ribuan kader Keluarga Berencana (KB) dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Hasto juga menjelaskan, stunting dapat terjadi karena anak kurang mendapatkan asupan gizi yang tepat saat dalam kandungan hingga masa Balita.
“Selain itu pola asuh, lingkungan kumuh dan jamban kumuh, sehingga tidak sehat yang dapat menyebabkan anak-anak rentan sakit sehingga berat badan anak tidak naik dan panjang tidak bertambah. Jadi faktor lingkungan juga berpengaruh,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut Hasto juga meninjau pelayanan KB di RS. Ibu dan Anak (RSIA) Karunia Indah Medika (KIM) Muara Enim dan Rumah Data Kampung KB Desa Tanjung Jati, Kecamatan Muara Enim.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti SE MT, Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya, Pj Bupati Muara Enim Kurniawan, Forkopimda TPPS Kabupaten/Kota, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) se-Provinsi Sumsel serta Pj.Ketua TP PKK Kabupaten Muara Enim Nurmala Sari.
Pada kesempatan yang sama Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya menjelaskan penurunan angka stunting di Kabupaten Muara Enim membuktikan komitmen pemerintah daerah sesuai petunjuk Rencana Aksi Nasional Penurunan Angka Stunting (RAN PASTI).
“Penurunan angka stunting di kabupaten Muara Enim merupakan wujud nyata Pemkab Muara Enim dalam membuktikan komitmennya sesuai petunjuk di Rencana Aksi Nasional Penurunan Angka Stunting,” ujarnya.
Sementara itu Pj. Bupati Muara Enim Kurniawan menjelaskan upaya percepatan penurunan stunting melibatkan semua pemangku kepentingan, baik dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat berdasarkan prinsip sinergis dan kolabolatif.
“Diantaranya melaksanakan 39 program dan 11 kegiatan dengan total anggaran Rp98,4 miliar yang berasal dari APBN, APBD, CSR, APBD desa dan sumber lainnya terkait percepatan penurunan stunting,” kata Kurniawan.
Kurniawan menjelaskan, tujuan sinkoronasi agar dapat bekerja dengan baik, meningkatkan kapasitas dalam percepatan penurunan stunting hingga mewujudkan Muara Enim bebas dari stunting tahun 2024 mendatang.
“Alhmdulillah hari ini kita dihadiri Kepala BKKBN RI dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan serta para peserta sekitar 467 orang kader KB, kader PPK sebanyak 467 orang dan 467 orang bidan desa,” tuturnya.