Buton

Komitmen Tekan Angka Stunting, Wagub Sultra Minta Perbanyak Pertemuan Lintas Sektor Hingga Tingkat Desa

×

Komitmen Tekan Angka Stunting, Wagub Sultra Minta Perbanyak Pertemuan Lintas Sektor Hingga Tingkat Desa

Sebarkan artikel ini

Buton, Portal.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) berkomitmen mendukung percepatan penurunan stunting di daerah itu dengan menargetkan penurunan angka prevalensi stunting hingga dibawah 30 persen tahun ini.
Pemerintah, melalui BKKBN juga telah menargetkan angka penurunan stunting di Indonesia dari 24,4 persen pada tahun 2021, menjadi 14 persen di tahun 2024 mendatang. Artinya, angka kejadian stunting di Indonesia ditargetkan untuk turun sekitar 3,4 persen per tahun.
“Enam bulan kedepan kita target masih harus turunkan angka stunting dari 30 %. hingga dibawahnya, Karena saat ini Sultra masih di atas angka secara nasional,” ucap Wakil Gubernur Sultra H Lukman Abunawas, ketika menjadi pemateri saat FGD Penurunan stunting tingkat Provinsi Sultra di Buton, Kamis (21/07).
Menurut Ketua Tim Pendamping Penururan Stunting ini, Sultra memiliki berbagai sektor unggulan yang mampu memberikan dampak ekonomi kepada warga diantaranya sektor pertambangan, perikanan, pertanian bahkan bantuan banyak diberikan kepada warga namun Sultra salah satu Provinsi di Indonesia dengan tingkat prevelensi stunting tertinggi.
“Sultra ini kaya, Kita juga banyak bantuan ada PKH, jika uangnya dibelikan makanan bergizi pasti anak-anak di Sultra tidak akan stunting hanya saja mungkin pola pikir masyarakat yang harus di rubah,”ujarnya.
Untuk itu lanjut dia yang perlu dikuatkan saat ini TPPS juga camat agar setiap dua minggu melakukan pertemuan dengan semua RT /RW diberikan penyuluhan dibidang penguatan kesehatan, dibidang agama dan lainnya agar stunting cepat turun.
Pasalnya lanjut dia, kondisi riil di masyarakat khususnya Sultra yang disebut tetinggi stuntingnya bertentangan dengan potensi kehidupan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, pekebun, pedagang dan PNS.
“Angka stunting di Sultra kebanyakan berada di pedesaan jauh dengan kota,”tandasnya.
Disebutkannya angka stunting kebanyakan di pedesaan jauh dengan kota begitu juga dengan terbatasnya tenaga kesehatan  baik bidan dokter, perawat, tenaga kesmas, sehingga jarang mendapatkan penyuluhan kesehatan, soal gizi, menjaga anak balita 1000 hari kelahiran, ibu hamil, calon pasutri.
Kurangnya penyuluhan yang diberikan kepada masyaraakt saol pentingnya gizi yang baik dan kesehatan lingkungan yang menjadi salah satu faktor tingginya stunting di Sultra.
Masyarakat nelayan punya penghasilan luar biasa, hasilnya dibawa ke kendari dan luar negeri jika diterapkan Perilaku hidup sehat dan bersih maka pastinya stunting di Sultra dapat turun.
“Dengan kerja efektif dari tim terpadu enam bulan kedepan dari angka stunting 30 persen saat ini, akan bisa di bawahnya, yakin dan percaya,”tandasnya.
Dia juga menegaskan dengan memperkuat tim satgas yang terbentuk dengan SK presiden, SK kab/kota, punya jadwal scedule yang terpola, pemerintah menganggarkan penguatan dan merobah pola kebiasaan dari masyarakat dengan penyuluhan maka stunting akan turun.
” 70 persen masyarakat kita masih terbiasa dengan program instan tanpa memperhatikan gizi. Peran serta semua tokoh dan merubah sikap mental prilaku masyarakat perlu dilakukan. Sekuat-kuatnya pemerintah tanpa dukungan tokoh masyarakat, wanita, agama saya kira tidak efektif berjalan sukses untuk menurunkan angka stunting,”imbuhnya.
Dia berharap semoga dengan kerja keras dan iklas target enam bulan kedepan yang diproyeksikan dapat menurunkan angka stunting di Sultra. Target ini memberikan spirit bahwa kita harus kerja keras.
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan ikuti WhatsApp channel portal.id