Pendidikan & Budaya

Kunker di Sultra, Direktur KSKK Hadiri Workshop Pembelajaran Digital di MAN 1 Kendari

×

Kunker di Sultra, Direktur KSKK Hadiri Workshop Pembelajaran Digital di MAN 1 Kendari

Sebarkan artikel ini
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag RI, H. Moh. Isom Yusqi

Kendari, Portal.id – Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag RI, H. Moh. Isom Yusqi, melakukan kunjungannya di Sulawesi Tenggara, dalam rangka menghadiri sejumlah agenda penting terkait pembangunan dan pengembangan madrasah di Sultra.
Kunjungan Direktur KSKK ini disambut hangat Kakanwil Kemenag Sultra, H. Zainal Mustamine serta beberapa pejabat lingkup Kanwil Kemenag Sultra, Rabu (26/1/22)
Tempat pertama yang disambangi Direktur KSKK, yakni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kendari. Selain melakukan pemantauan dan diskusi terkait pengembangan madrasah, Isom Yusqi juga berkesempatan membuka secara resmi Workshop Pembelajaran Digital di Madrasah (MAN 1 Kendari-MTsN 1 Kendari).
Workshop dimaksud mengusung tema Integrasi Gerakan Madrasah Bersahabat (Bersih, Religius, Santun, Harmonis, Berbasis Teknologi) Menuju Madrasah Mandiri Berprestasi.
Dikatakannya, pembelajaran digital yang saat ini digaungkan di madrasah, selaras dengan salah satu program unggulan Menteri Agama, yakni transformasi digital. Melalui kebijakan ini, Gusmen ingin mewujudkan Kemenag sebagai pusat layanan pendidikan dan keagamaan yang cepat, tepat, akurat, dan terintegrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
“Pembelajaran digital saat ini sangat penting dan strategi untuk digemakan. Terlebih, setelah dua tahun berada dalam situasi pandemi yang melumpuhkan berbagai kehidupan, dan salah satunya dari sisi pendidikan. Kita mengalami apa yang disebut learning loss atau krisis pembelajaran. Kondisi ini mengakibatkan ketidaktercapaian hasil pembelajaran,” ujarnya.
Berdasarkan hasil penelitian, imbas dari fenomena ini, anak memiliki penurunan kemampuan belajar. Siswa kelas 2 MTs kemampuan dan proses pembelajaran yang meningkat dan menjadi setara dengan siswa MI kelas 5.
Pembelajaran yang tidak interaktif antara guru dan siswa berbuntut terjadinya penurunan motivasi dan pembelajaran.
“Banyak kerugian dan masalah yang kita hadapi. Oleh karena itu kita harus melakukan Learning recovery untuk menutupi kekurangan tersebut. Salah satu terobosan adalah dengan melakukan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Hal ini dilakukan untuk mengakselerasi literasi digital, sekaligus memutakhirkan teknologi bagi tenaga pengajar,” tambahnya.
Direktur KSKK mengamku, bahwa saat ini terjadi perbedaan psikologi pembelajaran. Dimana penerapan Learning recovery memunculkan Learning gap, yakni terjadinya pembelajaran antara orang kaya dan miskin, antara yang diperkotaan dan dipedesaan.
“Tuntutan kebutuhan pembelajaran jarak jauh mengalami berbagai kendala, termasuk keterbatasan sarana bagi anak-anak yang tidak mampu atau berada di pelosok. Namun, transformasi digital atau pembelajaran dari pembelajaran manual ke pembelajaran digital harus dilakukan. Karena seiring waktu, perubahan itu akan hadir dengan sangat cepat dan tidak menentu,” katanya.
Moh. Isom Yusqi menambahkan, jika saat ini kita berada dalam era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) yang memiliki arti dunia yang kita hidupi sekarang. Dimana perubahan sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol, dan kebenaran serta realitas yang menjadi subyektif.
Untuk itu, baik siswa maupun guru perlu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan literasi. Kemajuan teknologi harus direspon dengan cepat, dan semua orang harus mampu beradaptasi. Karena dimasa mendatang, dengan kemajuan teknologi ini, banyak yang diprediksi oleh profesi yang dulunya tidak ada, karena keajaiban ke digitalisasi layanan.
Moh. Isom Yusqi lantas berpesan agar dunia pendidikan, terutama madrasah tidak tergerus oleh perkembangan zaman.
“Pertama, kita harus meningkatkan karakter. Kedua, meningkatkan kompetensi, tidak boleh terjebak dalam zona aman. Jika tidak mengupgrade diri, maka siap-siap kita akan ketinggalan kereta. Ketiga, membangun literasi sosial budaya, dengan pemahaman yang mendalam,” tegasnya.
Menurutnya, untuk membangun kesadaran masyarakat dalam menyekolahkan anaknya di madrasah, maka madrasah untuk terus melakukan terobosan dan inovasi untuk memberikan pembelajaran yang maksimal dan menyentuh semua aspek.
“Pertukaran guru atau pertukaran guru perlu dilakukan untuk menambah pengalaman. Jangan berhenti berpikir inovatif, dan jangan mudah menyerah dengan keadaan, tapi terus berdayakan pikiran kita yg inovatif, kreatif dan dinamis. Berpikir out of the box, zona diluar nyaman agar bisa menciptakan berbagai inovasi , demi membentuk siswa yang insan kamil, bahagia dunia dan akhirat,” pungkasnya.
Dikesempatan ini juga, Direktur KSKK Kemenag RI, menerima dokumen kelengkapan pembangunan madrasah dari Kepala MAN 1 Kendari La Tangkalalo. Workshop ini juga dihadiri oleh guru lingkup MAN 1 Kendari dan MTsN 1 Kendari, yang ditutup dengan yel-yel Kemenag Sultra Bersahabat dan 3B (Bersama, Bersatu, Bersaudara). Juga berkesempatan mengunjungi lokasi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kendari.
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan ikuti WhatsApp channel portal.id