KENDARI – Peralihan musim atau yang disebut juga musim pancaroba kerap kali juga disebut sebagai ‘musim penyakit’ baik baik orang dewasa terlebih anak-anak.
Musim pancaroba ini sendiri ditandai dengan perubahan cuaca yang sangat cepat dari cerah menjadi hujan atau sebaliknya.
Sering terjadi saat peralihan musim yang ditandai oleh keadaan udara yang tidak menentu. Angin kencang curah hujan tinggi, yang diselingi panas terik matahari.
Data BMKG menyebut, peralihan musim ini biasanya terjadi pada Oktober yang merupakan peralihan musim kemarau menuju penghujan. Dan Juni – Juli peralihan penghujan ke musim kemarau.
Fenomena alam ini memang wajar adanya, namun bagi manusia perubahan suhu yang signifikan membuat tubuh tidak mampu menyesuaikan dengan baik yang berujung terserang penyakit.
Penyakit musim pancaroba memang terjadi secara musiman, dr Domas Fitria Widyasari, dokter RS UGM mengatakan musim pancaroba terjadi dibarengi dengan berbagai virus maupun bakteri yang menyebar.
Contoh penyakit musim pancaroba ini ialah Demam berdarah (DBD), ISPA, flu, diare, tifus, dan penyakit lain akibat virus, seperti cacar air dan campak.
Berikut sejumlah penyakit yang kerap melanda dimusim pancaroba, diantaranya Influenza, yang merupakan penyakit musim pancaroba yang kerap kali terjadi.
Ketika musim pancaroba berlangsung, virus influenza tidak hanya menyerang orang dewasa, anak-anak pun mudah terkena dan dapat terjadi pada bayi atau mereka yang berusia lanjut.
Jika terlanjur terkena influenza, upaya penyembuhannya ialah harus beristirahat dan minum air putih yang banyak agar flu cepat mereda. Jika sakit tak sembuh, segera konsultasikan ke dokter untuk diberikan obat antivirus. Bisa juga melakukan vaksinasi setiap tahun untuk pencegahan terjangkit virus influenza.
Penyakit lainnya yakni Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus dengue menjadi penyebab penyakit ini melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus.
Gejala DBD seperti demam tinggi, mual, muntah, sakit kepala, adanya bintik-bintik pada kulit, nyeri di bagian belakang mata, otot dan sendi nyeri, badan lemas, perdarahan di hidung dan gusi.