Jakarta, Portal.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi perusahaan-perusahaan Tiongkok yang turut mendukung hilirisasi serta melakukan transfer teknologi dalam investasinya di Indonesia.
Apresiasi itu disampaikan Luhut dalam Peluncuran Laporan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) perusahaan-perusahaan Tiongkok di Indonesia di Jakarta, Jumat, yang juga dihadiri Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk RI Lu Kang.
“Dulu kita bertumpu pada komoditas, orang lupa bahwa hilirisasi itu punya dampak yang luas. Kalau kita lihat Freeport 50 tahun di sini tidak pernah melakukan hilirisasi, perusahaan-perusahaan Tiongkok itu masuk dengan hilirisasi, dengan teknologi yang juga sangat baik dan transfer teknologi,” katanya.
Meski begitu, ia pun mengakui pada lima tahun pertama realisasi investasi Tiongkok ada banyak ahli dan pekerja China yang datang di Indonesia. Namun, hal itu terjadi lantaran memang Indonesia tidak memiliki ahli yang mumpuni untuk mengoperasikan pabrik atau mesin asal investor tirai bambu.
“Saya dikritik banyak mengenai ini (tenaga kerja China) tapi memang kita tidak punya,” katanya.
Luhut yang juga koordinator kerja sama Indonesia dan China itu mengatakan dalam tiga tahun terakhir, semakin banyak putera-puteri Indonesia yang bekerja di perusahaan Tiongkok.
“Sekarang, tiga tahun ini, makin banyak anak-anak Indonesia yang dulu no body sekarang menjadi salah satu operator di sana. Hal ini tanpa kita sadar pendidikan di Indonesia timur berkembang dengan baik karena mereka harus meningkatkan kualitas untuk bisa kerja di pabrik itu,” katanya.
Luhut mengaku tidak pernah membayangkan China memiliki teknologi yang bagus dan memiliki efisiensi tinggi serta spirit yang luar biasa. “Dan yang paling penting, mereka mau share teknologi dan mendidik anak-anak kita untuk memahami teknologi mereka,” katanya.