Buton, Portal.id – PS Konawe menarik diri dari lapangan sepak bola Banabungi Pasarwajo, Kabupaten Buton pada laga final melawan PS Kota Kendari, Sabtu 3 Desember 2022.
PS Konawe memilih meninggalkan lapangan saat pertandingan baru berjalan lima menit. Pasalnya, wasit yang memimpin pertandingan final ini diduga berpihak kepada PS Kota Kendari.
Padahal Ketua Askab PSSI Kabupaten Konawe Rusdianto, saat diberi kesempatan memberikan sambutan sebelum pertandingan dimulai meminta kepada kedua kesebelasan untuk menunjukkan permainan terbaik dengan tetap menjunjung tinggi sportivitas di lapangan.
Pada kesempatan itu pula, Wakil Ketua DPRD Konawe itu mengimbau kepada seluruh perangkat pertandingan khususnya Wasit yang memimpin laga final tersebut untuk berlaku adil (tidak berpihak ke salah satu kesebelasan-red).
Namun, baru saja pertandingan berjalan lima menit, wasit sudah menunjukkan keberpihakan kepada PS Kota Kendari dengan memberikan hadiah penalti hanya karena Kapten PS Konawe dan pemain depan Kota Kendari terjatuh di depan area kotak 16 PS Konawe.
Insiden itu terjadi setalah Julian (Kapten PS Konawe) memproteksi bola dari lawan. Kemudian pemain depan Kota Kendari dari belakang hendak merebut bola. Saat itulah terjadi benturan tubuh kedua pemain ( Body Clash).
Tidak terima keputusan wasit tersebut, Ketua Askab PSSI Konawe Rusdianto dan Pelatih Kepala PS Konawe Martinus Sapan bersama seluruh Official memilih menarik mundur timnya dari pertandingan sebagai bentuk protes.
Ketua Askab PSSI Konawe Rusdianto, saat ditemui di lapangan Banabungi Pasarwajo, Buton mengungkapkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit yang memimpin partai Final antara PS Konawe versus PS Kota Kendari.
“Wasit tidak netral. Ini pertandingan sepertinya sudah didesain untuk memenangkan PS Kota Kendari,” ungkapnya.
Ungkapan kekecewaan juga disampaikan oleh Pelatih Kepala PS Konawe Martinus Sapan, SP. Menurut Coach Thinus sapaan akrabnya, wasit yang memimpin pertandingan adalah wasit yang pernah bermasalah hingga berproses hukum saat menjadi asisten wasit pada Porprov di Kabupaten Konawe Selatan.
Sementara lanjut dia, wasit cadangan yang disiapkan adalah wasit yang memimpin pertandingan antara PS Buton versus PS Baubau. Di mana saat itu wasit yang bersangkutan sempat dirawat di Rumah Sakit akibat dianiaya oleh pemain dan official PS Baubau.
“Keduanya memiliki rekam jejak yang kurang bagus. Seharusnya Asprov PSSI Sultra sebagai pelaksana teknis pertandingan melihat itu dan tidak memaksakan mereka yang memimpin laga final ini,” sesalnya.
Menurut Coach Thinus, timnya tidak pernah gentar dengan lawan tanding selama seluruh perangkat pertandingan berlaku adil di lapangan.
“Kami tidak pernah takut lawan siapa pun. Tetapi wasit harus netral, tidak berpihak seperti ini. Siapa pun lawannya PS Kota Kendari pasti kalah karena bukan hanya pemain yang dilawan tetapi juga perangkat pertandingan,” jelasnya.
Lebih lanjut Coach Thinus menerangkan bahwa alasan menarik pemain dari pertandingan sudah dipertimbangkan dengan matang dan diputuskan bersama dengan Ketua Askab PSSI Konawe dan manajerial. Salah satu alasan yang mendasar adalah menghindari gesekan antar pemain.
“Kami menghindari hal hal yang tidak dinginkan. Kami tim Konawe menjaga kondusivitas di wilayah tuan rumah yang begitu ramah kepada semua tamunya. Yang jelas kami tidak kalah tapi hanya mengalah,”pungkasnya.
Hal serupa juga dilakukan oleh tim official PS Konawe, Musafir. Sebelum Kick Off, Musafir sempat melakukan protes terhadap wasit tengah, wasit cadangan dan salah satu asisten wasit yang akan memimpin jalannya pertandingan.
“Saya sempat protes sebelum pertandingan tapi tidak diindahkan oleh Asmada selaku Komisi Wasit Asprov PSSI Sultra dan tetap pertandingan dipimpin oleh wasit yang punya rekam jejak yang kurang bagus itu,” ujarnya.
Komite Wasit Asprov PSSI Sultra Asmada, S.Pd saat hendak dikonfirmasi terkait pemilihan wasit pada laga final ini keburu meninggalkan tempat entah kemana. Bahkan Handphone (HP) miliknya sudah tidak bisa dihubungi (dinonaktifkan-red).
Diketahui, laga Final antara PS Konawe versus PS Kota Kendari disaksikan langsung oleh Ketua Asprov PSSI Sultra Prof Muhammad Zamrun Firihu bersama jajaran. Porprov Sultra XIV di Buton pecahkan rekor, pertandingan sepak bola tercepat sepanjang sejarah.