Kendari, portal.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti rapat koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) secara virtual di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Senin, 19 Desember 2022.
Rakor tersebut dipimpin langsung Kemendagri RI Tito Karnavian. Diikuti Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Bapanas I Gusti Ketut Astawa, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (Kemendag) Dr. Kasan, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil, Koorsahli TNI, Kasatgas Pangan Polri Whisnu Hermawan Februanto, Kejaksaan Agung diwakili Direktur pertimbangan hukum, serta Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi Seluruh Indonesia.
Di jajaran Pemprov Sultra yang turut hadir dalam Rakor tersebut, yakni Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sumarno didampingi Hj. Usnia Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sultra dan Sekdis Pangan Sultra Ari Sismanto. Selain itu hadir juga dari BPS Provinsi Sultra Muh. Amin, Sekretaris Distanak Sultra Kartini, Dinsos Sultra Asbaha, KADIN Sultra Hj. Trinop, Disbunhorti Sultra Rosniati, Kabid Angkutan Pelayanan Muh. Jalil Alfian Razak Dishub Provinsi Sultra, Inspektorat Sultra Yuningsih, Kejati Sultra Dimas, Perwakilan Bank Indonesia Rangga dan Unsur Polda Sultra.
Dalam Rakor tersebut, Mendagri RI Tito menyampaikan, mengucapkan terkendalinya inflasi secara nasional relative baik berkat kerjasama pemerintah pusat dan daerah.
“Di bulan September inflasi mencapai 5,9% secara nasional dan semenjak melaksanakan rakor mingguan atas perintah Bapak Presiden RI. Pola Penanganan inflasi sama dengan pola penanganan Covid-19 dengan melaksanakan rakor mingguan secara rutin,”ungkapnya.
Dikatakannya, inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa sangat dinamis bukan hanya perminggu dari hari-kehari akan berubah namun, sangat tergantung mekanisme situasi geopolitik.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto mengatakan bahwa beberapa komoditas yang terpantau naik harganya serta berpotensi menyumbang inflasi bulan Desember ada 2 kelompok, yaitu; kelompok makanan dan bahan makanan.
I Gusti Ketut Astawa Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Bapanas menyampaikan bahwa sampai natal dan tahun baru 2023 secara prinsip sangat cukup, dapat dihadapi dengan semangat dan kuat.
Strategis pembangunan pertanian, yakni mendukung ketahanan pangan dan peningkatan daya saing berkelanjutan ada 5 lima yaitu, pertama peningkatan kapasitas produksi, kedua diversifikasi pangan local, ketiga penguatan cadangan dan system logistic pangan, keempat pengembangan pertanian modern dan kelima gerakan tiga kali ekspor.