KENDARI, Portal.id – Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikmudora) Kota Kendari menyatakan aksi penolakan Kepala Sekolah (Kasek) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 96 Kendari hanya miss komunikasi semata.
Hal tersebut diungkapkan Kabid Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikmudora Kota Kendari, Dr. Haslita usai memimpin pertemuan guru dan Kasek di SDN 96 Kendari, Senin 6 Mei 2024.
Dalam rapat tersebut, Dr. Haslita menjelaskan tudingan jika kepemimpinan Kasek Hj Herdia yang disebut otoriter muncul karena adanya kelompok-kelompok dalam pergaulan sesama guru.
“Tidak boleh ada kelompok-kelompok guru di dalam lingkungan sekolah, karena itu pasti menimbulkan kesan beda perlakuan ke kelompok yang satu dan lainnya, sehingga menimbulkan kecemburuan,” tegas dr Haslita.
Dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah jajaran Pengurus PGRI Kota Kendari tersebut, para guru dimintai pendapat terhadap kepemimpinan Kasek Hj Herdia di sekolah tersebut.
Hasilnya, terdapat beberapa guru yang mengaku menilai cara kepemimpinan Kasek yang menjabat sejak Maret 2023 di sekolah tersebut itu kurang arif, karena kerap menegur guru lainnya dengan emosional.
“Kadang berkata-kata kasar dan marah-marah dengan pengeras suara, bahkan sampe di dengar di luar sekolah,” ungkap salah seorang guru perempuan yang dimintai tanggapan.
Meski demikian, terdapat sebagian lainnya yang menilai kepemimpinan Mantan Kasek SDN 78 Kendari tersebut sebagai sikap yang tegas, dan keras namun hal itu hanya sebatas pada hal-hal yang melanggar disiplin.
“Menurut saya, Kepemimpinan ibu kepsek itu tegas, tapi saya kira itu tujuannya baik, dalam rangka menegaskan disiplin. Dan saya kira bukan semua hal mau dikerasi,” papar guru lainnya.
Sementara itu, Kasek SDN 96 Kendari, Hj Herdia dalam pemaparannya mengakui jika dirinya memang bersikap tegas, namun pada hal-hal tertentu yang perlu ketegasan untuk menegakan disiplin.
“Misalnya ada guru yang terlambat mengajar, atau meninggalkan proses belajar mengajar karena mengurus dagangannya di kantin, itulah yang saya tegasi,” ungkap Hj Herdia.
Namun secara legowo dan besar hati, Hj Herdia yang juga merupakan mantan guru di sekolah meminta maaf kepada rekan-rekan guru lainnya, karena sikap tegasnya dianggap berlebihan.
“Yang jelas tujuan saya baik, bisa dilihat hasilnya, sekarang sekolah ini sudah jadi lebih baik dari sebelumnya, tapi kalau ketegasan saya dinilai berlebihan, saya minta maaf dan berjanji akan memperbaiki kedepannya,” jelas Hj Herdia.