Kesehatan & Gaya Hidup

Edukasi Warga Andounuhu Soal Obat, Mahasiswa Farmasi UHO Ajarkan Trik ‘DAGUSIBU’

×

Edukasi Warga Andounuhu Soal Obat, Mahasiswa Farmasi UHO Ajarkan Trik ‘DAGUSIBU’

Sebarkan artikel ini
Sosialisasi DAGUSIBU di Posyandu Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia Kota Kendari, pada Jumat 12 Agustus 2021 Pukul 08:00-12:00 WITA dihadiri 30 warga setempat. Foto: Dok

Portal.id-Kendari: Minimnya akses informasi terkait pandemic atau infodemi bagi masyarakat, turut melemahkan upaya membentengi pola penyebaran wabah Coronavirus disease 2019 atau Covid-19.

Pasalnya, dengan kondisi tersebut masyarakat rentan terserang disinformasi yang turut menyebar sehingga bisa berdampak pada pengabaian imbauan atau perintah dan larangan yang tentang pandemic.

Menyadari kondisi itu, mahasiswa dari Fakultas Farmasi Unversitas Halu Oleo (UHO) menggencarkan edukasi infodemi melalui program kuliah kerja nyata (KKN) tematik UHO yang dilaksanakan Agustus 2021.

Salah satu hal yang menjadi perhatian penting dalam edukasi ini, yakni tentang tata cara penyimpanan dan penggunaan tanaman obat yang baik untuk dikonsumsi guna meningkatkan daya tahan tubuh ditengah pandemic.

Dalam sosialisasi yang salah satunya bertempat di Posyandu Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia Kota Kendari, pada Jumat 12 Agustus 2021 Pukul 08:00-12:00 WITA ini, turut hadir 30 warga setempat.

“Mahasiswa menjelaskan cara mendapatkan, menggunakan , menyimpan ,serta membuang obat yang baik dan benar kepada warga Kelurahan Anduonohu melalui program sosialisasi DAGUSIBU yakni dapatkan, gunakan, simpan dan buang,” kata Ketua Tim Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Muhammad Arba S.Si., M.Si.

Menurutnya, dalam kegiatan tersebut mahasiswa mensosialisasikan DAGUSIBU secara face to face atau langsung bertatap muka dengan warga, agar masyarakat dapat menyerap dengan baik dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

“Dimasa pandemi ini kekhawatiran orang akan meningkat, terkadang penggunaan obat tidak terkontrol, sehingga kita harus mensosialisasikan pada masyarakat bagaimana penggunakan obat yang baik dan benar agar tidak menimbulkan efek yang buruk pada masyarakat,” ujar Dr. Muhammad Arba.

Menurutnya, sosialisasi DAGUSIBU bertujuan melihat pengaruh pada pengetahuan masyaraka tentang penggunaan obat yang baik dan benar. Untuk melihat efektifitas sosialisasi, dilakukan pre-test dan post-test saat sebelum dan sesudah sosialisasi.

Ia juga menyebut, warga telihat antusias mengikuti sosialisasi. Hal itu dibuktikan dengan berjalan hangat dan komunikatifnya peserta untuk mengajukan pertanyaan tentang kehidupan sehari-harinya dalam penggunaan obat.

‘Target kegiatan ini adalah peningkatan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat. Hasil kegiatan ini dapat terlihat dari hasil pre-test dan post-test yang mengalami peningkatan sebanyak 41,7%,“ ungkap Dr. Muhammad Arba.

Tidak hanya soal obat, kata Dr. Muhammad Arba, dalam agenda KKN tematik tersebut juga dilaksanakan sosialisasi terkait vaksinasi bagi warga di RT 008 RW 003, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari.

“Pelaksanaan sosialisasi vaksin Covid-19 kepada masyarakat ini dilakukan dengan pemberian pre test, edukasi tentang gambaran umum, keamanan, kehalalan dan manfaat vaksin, pembagian leaflet dan post test,” jelas Dr. Muhammad Arba.

Selama sosialisasi, lanjutnya, masyarakat di RT 008 RW 003 Kelurahan Anduonohu memberikan respon yang aktif terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama proses sosialisasi berlangsung.

Penilaian evaluasi sosialisasi ini dilihat berdasarkan nilai skor pre test dan post test masyarakat selaku responden. Nilai skor pre test responden rata-rata sebesar 71,7% dan skor post test 91,67%. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan peserta sebesar 81,68%.

“Masyarakat bertambah yakin dan percaya bahwa Covid-19 tidak dapat dianggap sebagai hal yang sepele dan harus melaksanakan vaksinasi Covid-19 dalam rangka meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi ini,” jelas Dr. Muhammad Arba.

Sementara itu, dalam sosialisasi tentang tanaman dan pemanfaatan tanaman obat keluarga (Toga), lanjut  Dr. Muhammad Arba, warga dikenalkan 10 jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan.

Adapun ke-10 tanaman tersebut yaitu sambiloto (Andrographis paniculata), sereh merah (Cymbopogon nardus), pepaya (Carica papaya), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), lidah buaya (Aloe vera), daun dewa (Gynura divaricata), patah tulang (Euphorbia tirucali), daun sirih (Piper betle), dan daun miana (Coleus scutellarioides).

“Tanaman obat keluarga selain dapat mengobati, juga dapat mencegah penyakit dengan meningkatkan kekebalan tubuh dan peningkatan kekebalan tubuh ini sangat  dibutuhkan ditengah pandemic, agar kita tidak terserang penyakit,” pungkas Dr. Muhammad Arba.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan ikuti WhatsApp channel portal.id