KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat jumlah penduduk miskin di Sultra meningkat pada September 2022 lalu.
Hal ini diungkapkan oleh Statistisi Ahli Madya BPS Sultra, Ahmad Luqman bahwa persentase penduduk miskin pada September 2022 meningkat jika dibandingkan dengan Maret 2022.
“Pada September 2022 tercatat sebesar 11,27 persen, naik 0,10 persen dari Maret 2022,” ungkap Luqman kepada Portal.id saat ditemui, Senin (16/1/2023).
Luqman menjelaskan, berdasarkan hasil persentase tersebut penduduk miskin di Sultra pada September 2022 mencapai 314,74 ribu orang, melonjak 4,95 ribu orang dari Maret 2022.
“Berdasarkan daerah tempat tinggal, jumlah penduduk miskin di perkotaan naik sebesar 3,77 ribu orang dan di perdesaan naik sebesar 1,19 ribu orang,” jelasnya.
Luqman menuturkan, meski angka kemiskinan beberapa bulan di tahun 2022 meningkat, tapi jika dibandingkan dengan September 2021 jumlah penduduk miskin menurun 8,52 ribu orang dengan persentase turun 0,47 persen dari Maret 2022.
Dirinya mengatakan, melonjaknya angka kemiskinan di Sultra saat ini dipicu oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berpengaruh pada kenaikan harga komoditas pokok.
“Penyebab yang dominan berdasarkan hasil kajian kami, memang masalah kenaikan BBM yang September 2022 ada penyesuaian harga BBM,” kata Luqman.
Menurutnya, angka kemiskinan di Sultra akan lebih berdampak jika pemerintah tidak melakukan upaya penekanan inflasi berupa pemberian bantuan sosial.
“Sebenarnya pemerintah sudah berupaya bertindak misalnya dengan adanya bantuan sosial, itu berarti bisa menahan sebetulnya kemiskinan di Sultra, perkiraan kami kalau tidak ada bansos malah lebih tinggi lagi tuh kenaikannya,” ujar Luqman.
Laporan AT