Bombana, Portal.id – Gerakan tanam komoditas merupakan salah satu upaya atau langkah strategis Pemerintah menekan serta mengendalikan inflasi. Di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menggalakan berbagai program sebagai langkah strategis dalam melakukan penanganan Inflasi pada daerahnya.
Pada Februari 2023 lalu, pemerintah setempat meluncurkan program satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) satu hektar hortikultura program tersebut pun terbilang cukup sukses pasalnya, OPD di Bombana berhasil panen.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bombana Muhammad Siarah mengatakan tahun 2024 ini dalam upaya penangan inflasi pada wilayahnya itu pihaknya menggalakan program gerakan tanam jagung di Kabupaten Bombana.
“Di Minggu Pertama ini kita sudah melakukan gerakan tanam jagung yang di ketahui komoditas jagung merupakan salah satu penyumbang inflasi sebab komoditas ini mempengaruhi pada produksi ayam dan telu dengan luasan tanam jagung kita saat ini mencapai 156 hektar,” kata Siarah, Senin (8/1/2024).
Inflasi merupakan kecenderungan naiknya harga barang dan jasa secara terus menerus yang menyebabkan turunya nilai uang. Penyebab inflasi tentunya bermacam-macam, dari mulai meningkatnya harga produksi dan sebagainya.
Tentu ini berdampak terhadap masyarakat sebab beberapa lonjakan harga terjadi pada kebutuhan pokok, adapun komoditas penyumbang inflasi diantaranya, cabai merah, cabai rawit dan bawang merah serta beberapa komoditas lainya.
Kenaikan beberapa kebutuhan pokok ini membuat para emak-emak harus pintar-pintar mengatur pengeluaran agar tidak keteteran mengatur penghidupan.
“Kabupaten Bombana mengalami penurunan laju inflasi pada komoditas Cabai yang ditinjau melalui Indeks Perkembangan Harga (IPH) untuk cabi saat ini 0,08 artinya untuk komoditas ini sangat tipis menyumbang inflasi,” terangnya.
Meski Bombana belum termaksud sebagai daerah penghasil komoditi bawang namun, kata Siarah, pihaknya tetap berupaya meminimalkan kebutuhan komoditas tersebut dengan cara melakukan pananaman di beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Bombana.
“Bawang juga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi, kita akui Bombana belum termaksud daerah penghasil tanaman tersebut namun, kita bisa meminimalkan kebutuhan tersebut dengan melakukam penanaman pada beberapa wilayah kita,” jelasnya.
Lebih lanjut Muhammad Siarah, berdasarkan luas tambah tanam padi di Kabupaten Bombana pada Desember 2023 – Januari 2024 pihaknya memprediksi Bombana bakal melakukan panen padi pada penghujung Maret hingga April mendatang dengan perkiraan luas panen kurang lebih empat ribu hektar.
Berkat kerja keras Muhammad Siarah bersama tim berbagai program dan bantuan Kementrian Pertanian turun ke Wonua Bombana.
Sepanjang 2023 tercatat ratusan petani Bombana diberi bantuan mesin pompa air program konversi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) ratusan Bantuan didistribusikan melalui program kemitraan antara Pemerintah Kabupaten Bombana, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Komisi VII DPR RI.
Kemudian alat dan mesin pasca panen pertanian Vertikal Drayer (pengering padi), Rice Milling Unit (penggiling padi), Colour Sorter (pemisah warna beras) dan Power Thresher Mobile (perontok padi) serta berbagai bantuan pendukung pertanian di Kabupaten Bombana.
Demi mendukung Program Pembangunan Pertanian secara terpadu Distan Bombana juga telah membekali aplikasi para Petani di wilayah Bombana. Aplikasi Simpul Data dan Informasi Pertanian Terpadu (Simda Master) aplikasi ini memiliki pengaruh besar sehingga informasi yang disajikan menjadi akurat dan terpercaya.
Siarah merinci aplikasi Simda Master
memiliki 18 Fitur dan Link yang meliputi Data Curah Hujan, Data potensi Banjir, Data Potensi Daerah, Data Stok Cadangan Pangan, Daftar Standar Harga, Data kelompok Tani, Data Realisasi Produksi, data Luas Produksi, Data Perwilayahan Komoditas, Data Pengganggu Tanaman dan Data Konsultasi Pertanian serta link yang terhubung ke Portal.
Tidak sebatas itu, kemampuan alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB 2002) menahkodai Dinas Pertanian itu juga bisa dilihat pada kondisi kekeringan ekstrim (Elnino Ekstrem) yang melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia diantaranya Bombana pada 2023 lalu.
Di mana pada kondisi tersebut Dinas Pertanian Bombana tetap menggenjot upaya peningkatan produksi hasil pertanian (pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) khusus komoditas yang menjadi pemicu Inflasi seperti padi, cabai, bawang dan telur dengan cara melakukan peningkatan luas tanam dan panen serta menyediakan bantuan berupa bibit pupuk dan pestisida untuk para petani di Bombana.
“Apapun hari ini yang kita lakukan, tidak lain tidak bukan untuk peningkatan Petani kita untuk bantuan Mesin Pompa Air program konversi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) bantuan ini sangat menekan baiaya produksi petani diketahui penggunaan pompa air dengan menggunakan bahan bakar minyak itu biayanya lebih besar dari pompa air yang menggunakan bahan bakar gas,” imbuhnya.