BAUBAU, Portal.id — Usai melalui upaya mediasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau yang cukup panjang selama 4 jam, dua Lembaga Adat Kesultanan Buton versi Rau dan Baadis akhirnya sepakat bersatu, Sabtu (3/8/2024).
Upaya mediasi yang berlangsung di Aula lantai dua Kantor Wali Kota Baubau, dan dipimpin oleh Asisten I Setda Kota Baubau, La Ode Aswad yang didampingi mediator La Ode Raf’at.
Dalam mediasi tersebut, kedua lembaga adat sepakat bersatu untuk membawa nama yang sama yakni Lembaga Adat Kesultanan Buton, serta menututup ruang bagi lembaga adat lain.
Menurut Asisten I Setda Kota Baubau, dengan adanya kesepakatan ini, mengakhiri polemik dualisme Lembaga Adat Kesultanan Buton selama kurang lebih 15 tahun.
”Kita sudah sepakati namanya Lembaga Adat Kesultanan Buton yang sementara sekretariatnya bertempat di kantor Wali Kota Baubau. Karena disini sudah sekretariat maka tentu harus berbadan hukum dan soal pengurus diserahkan pada pembicaraan antar dua lembaga yang sudah bersatu ini,” ujar La Ode Aswad dalam keterangan resminya.
Ia menambahkan, setelah terjalinnya kesepakatan makan kedua belah pihak selanjutnya dipersilahkan untuk menyusun personel atau figur-figur yang akan duduk di Lembaga Adat Kesultanan Buton, yang kemudian dilaporkan ke Pj Wali Kota Baubau.
Senada dengan itu, La Ode Raf’at selaku mediator menyampaikan, dengan penyatuan kedua lembaga adat ini akan memudahkan Pemkot Baubau dalam membantu penganggaran untuk Lembaga Adat Kesulatan Buton.
Sementara itu, Bontona Peropa Lembaga Adat Buton versi Baadia, Masri mengucapkan syukur dengan inisiatif yang dilakukan Pemkot Baubau untuk menyatukan lembaga-lembaga adat yang ada di Kota Baubau, agar menjadi menjadi satu lembaga adat yang utuh.
Pihaknya berharap, dengan bersatunya Lembaga Adat Kesultanan Buton menjadi lembaga adat yang kredibel maka ketika ada event-event apapun baik itu event di Baubau maupun di luar Kota Baubau lembaga adat inilah yang akan ditonjolkan.
”Tentunya kita akan sosialisasikan bersama seluruh masyarakat kita bahwa ini lembaga adat yang betul-betul sudah menyatukan semua pendapat dari semua kalangan sehingga jangan ada lagi satu kelompok orang yang mengatasnamakan lembaga adat lain,” tegas Masri
Ditempat yang sama Bonto Ogena Lembaga Adat Kesultanan Buton versi Rau, Abdul Wahid menyampaikan apresiasi kepada Pemkot Baubau yang mana telah menyatukan persepsi dua lembaga adat yang sudah sekian terpisah. Dengan inisiatif dari pada Pemkot Baubau sehingga penyatuan ini bisa terjadi sebagaimana yang telah disepakati di dalam pertemuan.
”Kami bersyukur karena memang ini yang kami rindukan. Dalam jangka sekian tahun sudah berapa orang Wali Kota tidak mampu mempersatukan. Nanti sekarang baru bisa terjadi sehingga kami betul-betul berterima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya dengan adanya perhatian dari pada Pemkot menyatukan dua lembaga adat,” ungkap Wahid.
Dengan menyatunya dua lembaga adat ini diharapkan Pemkot Baubau bisa memikirkan anggaran untuk lembaga ini sebagaimana yang telah disampaikan oleh Pj Wali Kota.
Laporan Ferito Julyadi