Konawe Selatan, Portal.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Selatan (Konsel) terus berupaya menyiapkan langkah strategis untuk menangani permasalahan stunting sejak dini di daerah itu.
Hal itu sampaikan langsung Bupati Kosel Surunuddin Dangga saat ditemui diruang kerjanya. Ia mengatakan, mengatasi persoalan stunting dibutuhkan peran banyak pihak untuk berkolaborasi.
“Kasus stunting harus sejak dini ditangani, tak hanya satu instansi tapi lintas sektoral. Maksimalkan pencegahan. Seluruh pihak terkait berkolaborasi, dan saling bahu membahu,”kata orang nomor satu di Konsel itu.
Wakil Bupati Konsel Rasyid menambahkan, pencegahan stunting dilakukan sejak dini, bahkan sebelum pernikahan. Peningkatan kualitas pasangan pengantin diharapkan mampu meningkatkan kualitas pemenuhan gizi dalam rumah tangga.
“Hal itu dilakukan, untuk menekan angka stunting di Konsel, Pemkab akan mengoptimalkan pendampingan dimulai sejak pranikah, menikah, kemudian ketika hamil, dan setelah melahirkan,” ujarnya.
Menurutnya, stunting tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja. Harus terintegrasi lintas OPD terkait. Mengintervensi dari hulu hingga hilir. Data dari Kementerian Agama, sepanjang 2021 ada 2000 pasangan menikah. Artinya dengan angka ini, ada kemungkinan terjadinya stunting. Makanya, untuk mencegah itu, dilakukan intervensi bersama-sama.
Mantan anggota DPRD Sultra juga mengungkapkan ada kecenderungan pasangan yang akan menikah hanya memfokuskan persiapan formal. Seperti menyiapkan persyaratan di Kantor Urusan Agama (KUA), pemeriksaan kesehatan, dan keperluan perayaan. Padahal edukasi pranikah merupakan hal penting.
“Edukasi pranikah dapat memberi wawasan untuk calon pasangan, sehingga calon orang tua memahami persiapan apa saja yang dibutuhkan ketika istri hamil. Memperhatikan PHBS dan gizi,” terang Rasyid.