Kendari, Portal.id – Pemerintah Kota Kendari, melalui melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerprin) Kota Kendari mendorong masyarakat untuk mengembangkan usaha kerajinan anyaman sebagai salah satu upaya menghidupkan perekonomian di tengah pandemi COVID-19.
Ketua Dekranasda Kota kendari, Hj Sri Lestari Sulkarnain, mengatakan meskipun dalam suasana pandemi tetapi perekonomian harus tetap jalan, sehingga salah satu kegiatan yang telah dilakukan adalah mendorong masyarakat mengembangkan usaha kerajinan melalui pelatihan kerajinan anyaman “Nentu” beberapa waktu lalu.
“Kerajinan anyaman ‘Nentu’ merupakan salah satu item kerajinan Kota Kendari yang mulai redup, bisa dihidupkan kembali,” kata Ketua Dekranasda Kendari, Sri Lestari Sulkarnain, saat membuka Pelatihan Kewirausahaan Kerajinan Anyaman Nentu di Kendari, Rabu (29/9) lalu.
Dikatakan, pelatih dilakukan tersebut untuk dapat mengembangkan potensi sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat melalui usaha kerajinan tangan anyaman.
“Kami memberikan apresiasi pada Disnakerprin Kendari yang menggelar kegiatan peningkatan kapasitas ini. Sehingga kerajinan ini bisa terus kita lestarikan sebagai wujud kearifan budaya lokal,” katanya.
menurut dia, selain dapat menggerakkan sumberdaya untuk mengembangkan potensi masyarakat di Kota Kendari, nantinya melalui pengembangan masyarakat, kearifan lokal seperti anyaman Nentu akan bisa terekspose tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa berkesempatan melaksanakan pelatihan kewirausahaan kerajinan anyaman Nentu. Apalagi dalam kondisi pandemi saat ini, kita dituntut untuk bisa mengembangkan potensi dan menghidupkan kembali perekonomian kita,” katanya.
Ia menambahkan, Dekranas Kota Kendari melihat bahwa potensi kerajinan Nentu yang merupakan salah satu item kerajinan Kota Kendari yang mulai redup, bisa dihidupkan kembali.
“Untuk itu kami berharap, nantinya seluruh peserta bisa mengikuti pelatihan ini secara cermat sampai akhir, sehingga ketika selesai seluruh peserta bisa menghasilkan produknya sendiri,” harapnya.
Kegiatan yang akan berlangsung hingga 2 Oktober 2021 ini, juga dilakukan dalam rangka pelaksanaan program perencanaan dan pembangunan industri di Kota Kendari.
Mengenal Kerajinan Nentu
Kerajinan tangan “nentu” adalah salah satu kerajinan tangan berbentuk anyaman dengan bahan dasar batang tanaman merambat yang oleh masyarakat Muna dikenal sebagai “nentu”. Hasil kerajinan tangan “nentu” ini sudah sangat dikenal oleh para wisatawan yang berkunjung ke Kendari.
Produk-produk yang dihasilkan dari kerajinan tangan “nentu” ini sangat kuat dan tahan lama, karena batang “nentu” sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan ini sangat kuat dan alot namun ringan. Bahkan konon katanya jauh lebih kuat dibanding anyaman berbahan dasar rotan sekalipun. Anyamannya pun sangat rapat dan rapi, tidak mudah koyak dan tidak mudah lapuk dalam waktu bertahun-tahun.
Tanaman “nentu” tumbuh liar di hutan Sultra. “Nentu” sekilas seperti tanaman parasit yang tumbuh di hutan dengan batang yang merambat hingga melilit pada batang maupun ranting pohon kecil. Batang yang sudah tua inilah yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan anyaman. Namun, karena permintaan akan kerajinan tangan “nentu” ini semakin meningkat, maka untuk menjamin keberlangsungan kerajinan ini pemerintah Kabupaten Muna mulai memfasilitasi pembudidayaan “nentu”.
Komitmen Dekranasda Kendari Kembangkan Kerajinan Lokal
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), berkomitmen untuk mengembangkan kerajinan lokal, baik anyaman atau pun tenun lokal anyaman di daerah itu agar mampu bersaing dalam pasar global.
Salah satu langkah yang dilakukan Dekranasda Kendari saat ini adalah mengetahui dan memetakan potensi kerajinan yang bisa menjadi unggulan, kemudian kita mendorong para perajin dengan membantu kebutuhan dalam mengembangkan usaha mereka.
Ketua Dekransda kendari, Sri Lestari Sulkarnain telah mengunjungi tempat-tempat pusat kerajinan di Kendari seperti Pusat Kerajinan Tenun di Kelurahan Gunung Jati dan Kelurahan Labibia, Pusat Kerajinan Perak di Kelurahan Lepo-Lepo, dan Pusat Kerajinan Anyaman Nentu di Kecamatan Baruga.
“Dekranasda akan hadir dalam mendampingi dan mendorong warga untuk berkreatif mengembanngkan kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi,” katanya.
Dekranasda merupakan wadah berhimpunnya segenap pemangku kepentingan seni kerajinan di Indonesia termasuk di Kendari, tujuannya yakni menggali, melestarikan, warisan budaya salah satunya kerajinan anyaman, dan kerajinan tenun.
Beberapa kerajinan Kota Kendari yang sudah dikenal diantaranya kerajinan rotan, anyaman bambu, anyaman sorume, nentu, gembol, kerajinan perak dan tenun local.
Dikatakan, para perajin harus digiring untuk berpikir inovatif dan kreatif, dalam menghasilkan produk kerajinan harus mempelajari keinginan pasar dengan tidak meninggalkan nilai-nilai luhur budaya lokal yang terkandung dalam produk tersebut.
“Kita harus berpikir inovatif, tidak hanya kerajian tetapi mulai mengembangkan kegiatan-kegiatan seperti kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang dinilai bisa meningkatkan perekonomian kita,” ujarnya.(ADV)