JAKARTA, Portal.id – Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus memberikan dukungan kepada para petani dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kopi di Bumi Anoa.
Komitmen ini diwujudkan melalui peningkatan kapasitas petani kopi dengan menggelar kegiatan studi banding ke UMKM dan pabrik kopi terbaik di Provinsi Jawa Barat pada 2-3 Agustus 2024.
Pada hari pertama, petani dan UMKM kopi binaan BI Sultra, yakni Kopi Tolaki dan Kopi Kahawaku, didampingi oleh Deputi Kantor Perwakilan (KPw) BI Sultra, Adik Afrinaldi, serta beberapa staf dan perwakilan KPw BI Jawa Barat, berkunjung ke Javahalu Coffe di Pasar Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat, dan Habibi Garden di Kecamatan Lembang, Bandung Barat.
Kunjungan dilanjutkan pada hari kedua ke Rumah Produksi Kopi Wanoja di Kecamatan Ibun, Bandung, serta Rumah Produksi Kopi Puntang di Kecamatan Cimaung, Bandung.
Dalam studi banding tersebut, rombongan BI Sultra dan para pemilik usaha kopi berdiskusi mengenai tips dan trik pengelolaan kopi, mulai dari cara menanam, perawatan, pasca panen, hingga tahapan eksportir.
Deputi KPw BI Sultra, Adik Afrinaldi mengatakan bahwa peningkatan kapasitas tersebut merupakan wujud komitmen BI Sultra dalam mendorong petani dan UMKM agar memiliki daya saing.
“Kita harus mengembangkan dan mengoptimalkan hulu, seperti peningkatan kapasitas dan produksinya, memberikan pelatihan kepada sumber daya manusia, serta bantuan yang dapat mendorong semangat petani maupun UMKM agar dapat lebih berkembang,” ujar Adik Afrinaldi kepada Portal di tempat studi banding, Sabtu 3 Agustus 2024.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan capacity building ini juga bertujuan untuk membuka wawasan para petani dan UMKM kopi di Sulawesi Tenggara.
“Di Javahalu Coffe, kita bisa melihat bahwa sampah kopi sekalipun tidak ada yang dibuang, bahkan diolah kembali menjadi barang bernilai ekonomis. Banyak cara yang belum kita ketahui, namun melalui studi banding ini, wawasan kita terbuka,” ungkap Adik Afrinaldi.
Ia berharap agar kopi dari UMKM binaan BI Sultra dapat dilirik oleh pasar nasional maupun internasional sehingga lebih dikenal luas.
“Dengan persiapan yang matang, petani dan UMKM baru semakin semangat dan tertarik dengan kopi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, mengenai mekanisme ekspor, Adik Afrinaldi menjelaskan bahwa prosesnya banyak, namun yang pertama harus memastikan kesiapan UMKM.
“Tentunya harus melewati berbagai proses. Kami (BI) berkomitmen untuk mendukung petani maupun UMKM agar terus berkembang dan berdaya saing,” tegasnya.
Sementara itu, petani juga pelaku UMKM binaan BI Sultra dari Kopi Tolaki, Asri mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Bank Indonesia atas dukungan yang telah diberikan.
“Kami berterima kasih atas dukungan yang luar biasa dari BI Sultra. Ini memberikan kami semangat untuk terus berkembang dan mencapai pasar internasional,” pungkasnya.
Laporan Hardiyanto