Jakarta, Portal.id – Keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat memiliki peran yang sangat signifikan bagi suatu Bangsa, terutama untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C). dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) saat membuka acara Sosialisasi Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) yang digelar secara virtual, Selasa (18/10/2022).
Turut hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti, S.E., M.T dan Asisten Deputi Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI dr. Nia Reviani MAPS yang mewakili Menteri Koordinator Bidang PMK RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P.
“iBangga adalah hal yang baru di beberapa negara belum banyak. Namun demikian, skriningnya adalah mengkombinasikan antara yang sifatnya individu. Kemudian, kita tarik pada unit terkecil yaitu keluarga. Karena tentu keluarga menjadi unit terkecil apabila disentuh dalam pembangunan, maka akan besar datanya dalam meningkatkan kualitas SDM yang unggul”, kata Dokter Hasto.
Dokter Hasto menjelaskan, sesuai RPJMN 2020-2024 bahwa iBangga merupakan indikator keberhasilan dari kebijakan pembangunan keluarga yang ditandai oleh meningkatnya iBangga dari 53,57 pada tahun 2020 menjadi 61,00 pada 2024.
Sebelumnya, kata Dokter Hasto, paradigma pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah adalah menggunakan pendekatan individu secara terpisah atau independen dalam bentuk aspek sosial ekonomi, psikologis atau dikenal sebagai Indeks Pembangunan Manusia.
“iBangga sebagai paradigma baru dalam pembangunan nasional dibentuk untuk melakukan pendekatan koordinasi antara pendekatan individu dan keluarga sebagai unit terkecil dimasyarakat.
Oleh karena itu, iBangga menjadi dasar bagi para pemangku kepentingan dalam merumuskan dan mengukur kebijakan pembangunan keluarga di tingkat nasional maupun daerah. Dalam rangka mengukur target tersebut, BKKBN telah melakukan pengukuran iBangga melalui Pendataan Keluarga Tahun 2021.
Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti, S.E., M.T menyebutkan pada tahun 2021 BKKBN telah melakukan pendataan keluarga dan berhasil mengumpulkan data keluarga sebanyak 68.478.139 keluarga, tentunya diluar Provinsi DKI Jakarta. Perolehan ini melebihi target yang ditetapkan sebelumnya, dimana target yang semula 66.828.571 keluarga atau capaiannya 102%.
“Ada beberapa catatan yang dapat kami berikan kepada kesempatan kali ini, yang pertama berdasarkan capaian iBangga tahun 2021 keluarga-keluarga di Indonesia berada pada kondisi belum tangguh, masih dalam kategori berkembang atau cukup baik. Baik dari sisi dimensi kebahagiaan 53.96, kemudian ketentraman 55.99, dan kemandirian 52.09,” ujar Nopian.
Pada kesempatan yang sama Asisten Asisten Deputi Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kemenko PMK dr. Nia Reviani MAPS mengatakan, keluarga merupakan bimbingan pertama yang dimulai dari anak usia dini sampai dengan dewasa. Berhasil atau tidaknya meningkatkan kualitas SDM tergantung dari peran keluarga.
Dokter Nia merinci, saat ini jumlah keluarga yang ada di Indonesia berdasarkan pendataan iBangga 2021 sebanyak 68,4 juta dari total 275 juta jiwa penduduk di Indonesia. Besarnya jumlah keluarga tersebut menjadi keunggulan bagi Indonesia.
“Tapi akan menjadi bencana apabila kesenjangan keluarga tidak mendapat perhatian yang baik dari pemerintah, masyarakat ataupun keluarga itu sendiri,” ucap Dokter Nia.
Dia pun menjelaskan, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) akan menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah atau negara. Sementara itu capaian IPM Indonesia tahun 2021 masih masuk kategori rangking 114 diatas negara Vietnam. Namun, angka IPM Indonesia masih berada jauh dari Malaysia dan Thailand.
Dokter Nia pun berpesan agar kita semua mau bersama-sama mengejar angka IPM Indonesia bisa tertinggi lagi di negara ASEAN dalam waktu dekat melalui iBangga.
“Kami harap capaian iBangga ini dapat dimanfaat sebaik-baiknya oleh seluruh stakeholder terkait dan data ini merupakan hasil dari data keluarga, serta sosialisasi pembangunan keluarga dapat berjalan dengan baik,” harapnya.