Metro KendariNewsPendidikan & BudayaSulawesi Tenggara

BNPT RI Gandeng FKPT Sultra Gelar Camping Keberagaman Tangkal Paham Radikalisme

×

BNPT RI Gandeng FKPT Sultra Gelar Camping Keberagaman Tangkal Paham Radikalisme

Sebarkan artikel ini
BNPT RI dan FKPT Sultra Gelar Camping Keberagaman di Asrama Haji Kota Kendari, Kamis (30/3/2023). Foto portal.id

Kendari.portal.id – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)  Republik Indonesia (RI) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar camping keberagaman di Asrama Haji Kota Kendari, Kamis (30/3/2023).

Bertajuk tema kolaborasi untuk damai beragam di sekolah, kegiatan ini melibatkan 50 guru agama yang beragam se-Kota Kendari.

Kegiatan ini dihelat dalam rangka pencegahan radikal terorisme dengan kampanye damai beragama dan pembuatan video bahan ajar melalui FKPT Sultra.

Mewakili Gubernur Sultra, Staf Ahli Bidang Ekonomi, La Ode Saefuddin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat atas upaya penanggulangan terorisme secara tegas dan juga menjalankan program-progran bersifat soft approach atau penanganan secara lunak.

“Kegiatan camping keberagamaan dengan kampanye damai beragama yang diikuti oleh peserta guru dari berbagai elemen agama sangat penting terhadap penanaman nilai-nilai keagamaan, moral, kebhinekaan dan kearifan lokal,” ujar Saefuddin saat membacakan sambutan Gubernur Sultra.

Menurutnya hal tersebut sebagai salah satu bentuk untuk memberikan pemahaman tentang bahaya radikalisme dan terorisme khususnya di lingkungan dunia pendidikan.

Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT RI, Irfan Idris menuturkan, pentingnya pemahaman bahaya terorisme sejak dini. Untuk itu, melalui kegiatan yang melibatkan tenaga pengajar ini diharapkan dapat bersinergi dan kolabosari dalam mengedukasi bahaya radikalisme.

“Agar kita menjaga kedamaian, ketenteraman apalagi di bulan ramadan, jangan mudah terpancing oleh berita hoaks, harus memfilter agar tidak mudah menjadi korban,” imbuhnya.

Senada dengan itu, Ketua FKPT Sultra, Andi Intan Dulung menjelaskan, pihaknya melibatkan guru agama karena melihat kecenderungan saat ini, banyaknya yang mencederai agama dengan pemikiran ekstrim mengatasnamakan agama.

“Materinya lebih kepada pencegahan, bagaimana mereka di sekolah-sekolah itu memelihara harmoni kedamaian, agar tidak terjadi benturan antar agama,” jelas Andi Intan.

Ia berharap, para peserta dapat menerapkan materi yang telah diberikan di sekolah masing-masing.

“Diharapkan kepada seluruh peserta mengenal dirinya masing-masing bahwa kita itu beragama bisa menciptakan suasana kedamaian saling menghargai dengan agama yang lain,” harap Andi Intan.

Laporan AT

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan ikuti WhatsApp channel portal.id