Kendari, Portal.id — Kasus penembakan 4 nelayan Desa Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) yang terjadi pada Jumat (24/11/2023) lalu masih menjadi misteri hingga saat ini.
Proses penyelidikan yang dilakukan oleh Bid Propam Polda Sultra sejauh ini telah memeriksa 9 orang saksi, dimana 4 diantaranya anggota Ditpolairud.
Kemudian, polisi juga telah melakukan penahanan terhadap dua anggota Polairud, bernama Bripka A dan Bripka R yang diduga sebagai terduga pelaku penembakan.
Namun, hingga saat ini beberapa misteri dari insiden nahas itu belum juga terungkap. Salah satunya sejumlah luka sobek pada tubuh salah seorang korban, kemudian hasil visum dari para korban yang meninggal dunia pun tidak kunjung dirilis. Sehingga kejadian ini masih meninggalkan tanda tanya besar, baik bagi keluarga maupun publik.
Direktur Polairud Polda Sultra, Kombes Pol Faisal F Napitupulu berkomitmen akan menyelesaikan kasus penembakan ini.
Ia memastikan, bahwa proses penyelidikan kasus ini dilakukan secara transparan, tanpa ada yang ditutup-tutupi.
“Saat ini masih dalam proses pemeriksaan terhadap dua anggota kami oleh Propam. Jika memang seandainya terbukti bersalah dalam SOP, kami tidak akan segan menindak tegas kedua anggota kami,” ujar Faisal dalam konferensi persnya, Senin (27/11).
Meski demikian, Faisal berdalih bahwa penindakan yang dilakukan oleh anggotanya bukan unsur disengaja. Bebernya, berdasarkan fakta yang diperoleh dari lapangan, semua berawal dari adanya bentuk perlawanan dari keempat korban saat akan ditindak oleh anggotanya, karena diduga akan melakukan pengeboman ikan.
Katanya, saat akan dilakukan pengamanan, keempat nelayan melakukan perlawanan dengan tindakan upaya perebutan senjata.
“Jadi ini kan kejadiannya malam, ada laporan bahwa 4 orang ini membawa bahan peledak saat mencari ikan. Personel kami langsung ke lokasi dan menemui mereka. Namun pada saat itu ada perlawanan dan perebutan senjata, sehingga anggota terdesak, lalu terpaksa mencoba untuk melumpuhkan dengan tembakan. Namun karena gelap tidak sadar mengenai keempat terduga pelaku bom ikan tersebut,” jelasnya.
Tegasnya, saat ini pihaknya fokus pada penanganan kedua anggotanya sebagai terduga pelaku, dan perawatan dua nelayan yang menjadi korban penembakan.
Laporan: Ferito Julyadi