kendari.portal.id – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari serap aspirasi masa saat melakukan reses di kecamatan Wuawua pada Kamis, (16/2/2023).
Ketua DPRD Kota Kendari, Subhan mengatakan kegiatan ini diikuti oleh warga yang terdiri dari empat kelurahan di Kecamatan Wuawua. Dia mengungkapkan salah satu yang menjadi persoalan adalah tidak tersedianya Aula di kantor kecamatan.
“Keluhan masyarakat hari ini beragam mulai dari pengaspalan jalan, drainase, pembangunan masjid, termasuk Kendari terang,” katanya.
Sebelumnya pihaknya telah banyak menyediakan lampu jalan di kelurahan Wuawua hanya saja masih banyak kekurangan titik lampu yang belum terjangkau.
“Makanya ini menjadi tugas kami untuk bagaimana menuntaskan pemasangan lampu Kendari terang dan ini sudah kita alokasikan anggaran, mudah-mudahan di perubahan ataupun di APBD dari alokasi anggaran 6 milyar lebih untuk program Kendari terang mudah-mudahan bisa menjangkau,” jelasnya.
Adapun hal yang paling urgen yang disampaikan oleh masyarakat adalah titik drainase yang belum terbangun dengan baik sehingga saat hujan menjadi sumber kemacetan air menuju kali. Selain itu jalan poros di Anawai masih membutuhkan pelebaran mengingat jumlah penduduk di tempat tersebut cukup meningkat.
“Makanya ini menjadi penekanan, disamping kolam retensi yang telah dibangun maupun yang akan dibangun ada juga usulan kami supaya ada pembangunan kolam retensi skala kecil disetiap kecamatan dan kelurahan yang ada titik kerendahan,” katanya.
“Contoh di Wuawua walaupun drainase kita perbesar, akan berdampak di Bonggoeya karena jika curah hujan tinggi dan air pasang Maka Bonggoeya akan terjadi banjir karena air satu kali turun sehingga kami sudah sampaikan untuk pembangunan kolam retensi,” ungkapnya menambahkan.
Dia melanjutkan pembangunan kolam retensi tersebut telah menjadi komitmen. Oleh sebab itu pihaknya telah merencanakan pembebasan lahan sekitar 42 hingga 50 hektar. Menurutnya hal tersebut dapat menanggulangi banjir sebesar 70 persen.
Sementara itu Camat Wuawua, Zulqaidah Taridala mengatakan perencanaan pembangunan ada dua yakni melalui Musrenbang dan melalui reses.
“Banyak hal yang sebelumnya belum tersampaikan hari ini bisa disampaikan. Kita harapkan keluhan hari ini bisa di follow up dan bisa jadi kenyataan,” tutupnya.
Laporan AT