Konawe, Portal.id — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe mengikuti penilaian 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting, yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala Bidang Rencana Strategi Dinas Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Konawe, Edwar Ariano menuturkan delapan aksi konvergensi tersebut meliputi analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan pendukung, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi, review kinerja tahunan.
“Di Kabupaten Konawe sendiri masih sementara berjalan,” tutur Edwar.
Dia menjelaskan, upaya pencegahan serta penurunan angka stunting di Kabupaten Konawe dilakukan secara terpadu dengan mengikutsertakan Pemerintah Desa (Pemdes), dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
Kemudian, mendorong keterlibatan pihak eksternal, melalui aksi inovasi yang digagas melalui orang tua asuh stunting.
“Konkritnya para stakeholder yang terlibat masing-masing memberikan pendampingan pada masyarakat kategori stunting,” jelasnya.
Menurutnya, pendampingan tersebut dalam bentuk pemberian tambahan makanan bergizi setiap bulannya, dan upaya lainnya.
Edwar mengungkapkan, beberapa SKPD seperti Dibas Kesehatan, Perikanan, PU, Dinsos, TPHP, Ketahanan Pangan, Peternakan, Koperindag, Dibas KB dan Pemberdayaan Perempuan juga telah melakukan aksi-aksi pencegahan serta penanganan stunting, berdasarkan kewenangannya masing-masing.
“Pemdes sendiri didorong untuk terlibat aktif dalam usaha pencegahan dan penurunan stunting melalui intervensi Dana Desa,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Kepala Bappeda Provinsi Sultra, J Robert selaku Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting menyampaikan, penilaian kinerja ini bertujuan untuk mengukur tingkat kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting.
“Karena kita tahu bahwa target RPJMN tahun 2024 Indonesia harus prevalensi stunting harus di bawah 14 persen. Untuk Sulawesi Tenggara saat ini tahun 2022 kita baru di angka 27,7 persen, memang perlu kerja keras yang harus kita bangun. Targetnya kita setiap tahun harus mampu menurunkan di angka 3 sampai 4 persen,” tandas Robert.
Laporan: Ferito Julyadi