Kesehatan & Gaya HidupNews

Jangan Cuek, Ini 5 Aktivitas Pemicu Saraf Terjepit

×

Jangan Cuek, Ini 5 Aktivitas Pemicu Saraf Terjepit

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi.

Kesehatan, Portal.id — Kasus saraf terjepit kebanyakan terjadi di area leher, punggung tengah atas maupun punggung bawah. Ketika penyakit ini muncul, penderitanya akan merasakan nyeri, rasa sakit yang teramat tajam, bahkan sensasi rasa terbakar di area yang terkena.

Penyakit ini juga kerap dikaitkan dengan usia lanjut, padahal saraf terjepit bisa terjadi di usia muda. Karena penyakit saraf ini dapat timbul akibat aktivitas-aktivitas tubuh yang kurang baik.

Saraf terjepit menimbulkan mati rasa, kesemutan, dan kelemahan otot di area yang terkena. Gejala yang berhubungan dengan saraf terjepit itu mungkin saja menjadi lebih parah saat pengidapnya sedang tidur. Risikonya semakin tinggi jika penderitanya melakukan sejumlah aktivitas yang kurang baik.

Mengutip dari Halodoc, ada 5 kebiasaan yang bisa memicu saraf terjepit, mulai dari keseringan mengangkat benda berat hingga melakukan gerakan berulang.

1. Mengangkat Benda Berat

Mengangkat benda berat memberikan tekanan yang tidak semestinya pada seluruh otot dan persendian di tubuh. Risikonya semakin meningkat, terutama jika dilakukan tanpa posisi yang tepat. 

Meski dalam posisi yang tepat pun, stres dan ketegangan pada otot dan sendi yang terjadi secara spontan juga dapat memicu saraf terjepit. Masalah ini menyebabkan rasa nyeri yang intens dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

2. Pola Hidup Sedentary

Pola hidup sedentary atau minim aktivitas fisik bisa menjadi pemicu saraf terjepit karena kurangnya aktivitas fisik. Hal ini menyebabkan otot-otot menjadi kaku dan kehilangan fleksibilitas, sehingga meningkatkan risiko tekanan pada saraf. 

Gaya hidup kurang aktif juga berhubungan dengan peningkatan berat badan. Kondisi ini memberikan tekanan tambahan pada struktur tubuh, termasuk saraf, yang pada akhirnya meningkatkan kemungkinan saraf terjepit. 

3. Latihan Intensitas Tinggi

Latihan intensitas tinggi memicu kontraksi pada otot yang kuat dan berulang. Aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah, tendon, dan saraf di sekitar area yang terlibat dalam gerakan. 

Latihan intensitas tinggi juga menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada jaringan sekitar, yang berpotensi menekan saraf. Kondisi ini bisa semakin parah tanpa pemanasan atau teknik yang benar.

4. Olahraga Kecepatan Tinggi

Olahraga kecepatan tinggi, seperti berlari, bersepeda, sprint, tenis, dan bulu tangkis meningkatkan risiko cedera, terutama pada bagian saraf. Penyebabnya utamanya bisa terjadi karena posisi yang tidak seimbang.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga teknik yang benar, melakukan pemanasan sebelum aktivitas, dan memperhatikan postur tubuh agar dapat mengurangi risiko cedera pada saraf.

5. Gerakan berulang

Ketika gerakan dilakukan secara terus-menerus tanpa istirahat yang cukup, saraf-saraf tubuh dapat mengalami iritasi, peradangan, atau kompresi. Hal inilah yang pada gilirannya dapat menyebabkan saraf terjepit. 

Saraf kejepit akibat gerakan berulang juga bisa terjadi karena postur tubuh yang buruk atau menggunakan alat yang tidak sesuai juga dapat meningkatkan risiko terjadinya penekanan pada saraf. 

Jika ingin berolahraga atau melakukan aktivitas menggunakan alat tertentu, pastikan untuk memahami prinsip-prinsip ergonomi. Jangan lupa untuk istirahat secara teratur dan melakukan peregangan secara berkala.

Laporan: Ferito Julyadi

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan ikuti WhatsApp channel portal.id