Kendari, Portal.id – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra), Fesal Musaad, mengukuhkan Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara Masa Bakti 2021-2023, di Kendari, Rabu.
Kegiaran itu merupakan rangkaian kegiatan Pengarusutamaan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan Bagi Penyuluh Agama Islam tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kakanwil menyambut baik kegiatan tersebut, karena program kegiatan yang diselenggarakan tersebut merupakan bagian dari peningkatan kompetensi dan kapasitas dari penyuluh agama sebagai garda terdepan sekaligus menyambung lidah pemerintah.
Dihadapan para Penyuluh Agama Islam se Sultra dan FKPAI yang baru saja dikukuhkan, Kakanwil mengingatkan untuk terus mengkampanyekan moderasi beragama kepada masyarakat dalam rangka menciptakan kedamaian, toleransi dan kerukunan umat beragama.
Ia mengatakan, saat ini, Kemenag sudah menggandeng 10 perguruan tinggi untuk melatih para penyuluh agama agar bisa merebut ruang publik dan media sosial.
Menurutnya, Penyuluh agama harus mampu berkontestasi dengan menciptakan generasi millenial untuk merebut ruang publik. Penyuluh agama dituntut mampu bermain dengan zaman, sebab mengarusutamaan moderasi beragama tidak hanya sekedar nama papan namun juga harus dibumikan di media sosial.
“Unjuk kerja penyuluh agama sangat penting ditengah situasi saat ini. Ditengah gencarnya pemerintah mengkampanyekan moderasi beragama, kita dikejutkan dengan bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan itu membuat kita semua menjadi terpukul,” ungkapnya.
Peristiwa bunuh diri tersebut kata Kakanwil, sangat keji dan tidak berperikemanusiaan dan sangat bertentangan dengan fitrah Islam dan kemanusiaan. Karena memang agama kita fitrahnya moderat yaitu Islam Rahmatan lil Alamin,” katanya.
Dijelaskannya, dalam moderasi beragama, bukan agamanya yang dimoderasi sebab hakikatnya agama sudah moderat, melainkan pandangan, sikap dan praktek keagamaan.
Karena memang agama kita fitrahnya moderat yaitu Islam Rahmatan lil Alamin. Hakikat ajaran Islam adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dan kemanusiaan,” ujarnya.
Olehnya itu ia berharap Penyuluh agama menjadi juru damai ditengah masyarakat, bagaimana mengubah pandangan masyarakat menjadi moderat dengan mangajak menebarkan kedamaian sehingga Indonesia, khususnya Sultra akan menjadi negeri yang aman, rukun dan damai dilandasi nilai-nilai agama.
Turut hadir, Kabag Tata Usaha, Muhammad Basri, Kabid Penais dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Jumaing dan jajaran, Ketua FKPT Sultra, Hj. Andi Intang dan segenap panitia pelaksana.