Portal.id, Kendari – Dalam dunia kripto, khususnya di kalangan pemburu airdrop, banyak ditemukan berbagai keluhan terkait proses dan tantangan yang harus mereka hadapi. Salah satu contohnya datang dari pemain testnet yang kerap mengeluh saat dihadapkan dengan banyak tugas. “Ribet, banyak task,” demikian ungkapan mereka ketika diberikan kesempatan untuk mencoba testnet, sebuah tahapan yang sering kali membuka peluang untuk mendapatkan reward.
Namun, ada juga kelompok yang berharap hasil instan dari NFT tanpa ingin melalui proses yang panjang. Ketika diberikan alternatif untuk mengikuti giveaway dari Alphabot, Subber, atau Atlas, respons mereka biasanya adalah “males.” Padahal, ini adalah kesempatan yang sering kali membawa keuntungan besar bagi mereka yang gigih.
Ironisnya, ketika diberikan kesempatan untuk menggarap node — sebuah tugas yang sebenarnya tidak terlalu sulit jika dipahami — beberapa justru memilih untuk mengelak dengan alasan “ga paham,” meskipun kenyataannya mereka tahu, tetapi malas untuk mengajarkan kembali atau mempelajarinya lebih dalam.
Bahkan setelah diberikan langkah demi langkah secara rinci, tak jarang masih muncul banyak pertanyaan. Hal ini kerap terjadi meski proses yang sama telah diajarkan sebelumnya. Bagi sebagian pemain, kemalasan dan keengganan untuk mencoba hal baru tampaknya menjadi hambatan terbesar.
Tak hanya itu, saat ada kesempatan untuk menggarap retro atau proyek lain yang berpotensi menghasilkan keuntungan besar, beberapa memilih untuk tidak melakukannya dengan alasan, “ga garap yang bermodal tapi belum tentu cair,” atau setelah diberi arahan, mereka hanya menjawab, “males ah, belum tentu cair.”
Fenomena ini menggambarkan dinamika para pemburu airdrop kripto yang kadang terjebak antara ambisi meraih jackpot instan dan kenyataan tantangan yang harus dilalui.