Jakarta, Portal.id – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengajak para ibu yang memiliki bayi untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara baik.
Dr. Hasto berharap, bagi mereka yang masih menyusui harus bisa memperhatikan kesadaran untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Ini menjadi sangat penting. Kemudian menyusui disempurnakan sampai 24 bulan.
Hal ini disampaikan Kepala BKKBN pada saat membuka Webinar Kelas Orang Tua Hebat (KERABAT) Seri 8 dengan tema “Kejar Tumbuh pada Balita”.
Acara ini sebagai upaya meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan pengelola dan pelaksana kegiatan Bina Keluarga Balita dan Anak dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak.
Diselenggarakan secara virtual dan live streaming melalui Youtube Channel @BKKBN Official Webinar, acara tersebut berlangsung Selasa (15/8/2023) lalu.
“Mayoritas ibu-ibu yang tidak menyusui alasannya ASI tidak keluar. Sebetulnya alasan ASI tidak keluar itu tidak bisa kita terima. Sebab tidak keluarnya ASI karena kita sendiri yang tidak memberikan ASI sesering mungkin,” kata dr. Hasto dalam siaran pers yang diterima media ini, Jumat (18/8).
“Sebenarnya Tuhan sudah membuat hukum yang sangat baik ketika bayi itu menyedot puting ibunya, maka ada hormon yang dikeluarkan dari otaknya perempuan itu. Namanya hormon oksitosin dan hormon prolaktin,” sambungnya.
Hasto menjelaskan, ketika hormon oksitosin keluar, maka air susu memancar dan ketika hormon prolaktinnya keluar dari otak, maka produksi air susu meningkat. Dengan kata lain, kalau putingnya tidak pernah disedot sama bayinya maka otak atau hipotalamusnya tidak juga memproduksi hormon oksitosin dan prolaktin.
“Sebetulnya Tuhan sudah membuat hukum yang sangat praktis sehingga kita mendapatkan sumber air susu yang baik murah tanpa harus membayar dan juga kualitasnya luar biasa,” jelasnya.
“Nah, kita perlu sampaikan bahwa templatenya manusia dicetak sebelum usia dua tahun. Sehingga orang tua hebat kalau nanti mau hamil lagi, ingat hamilnya harus direncanakan dengan baik supaya anaknya tidak ada cacat, supaya anaknya tidak stunting, supaya anaknya sehat,” tambahnya.
Lebih lanjut, bahwa hamil harus direncanakan dengan baik karena ingat organogenesis atau pembentukan organ itu selesai dalam waktu dua bulan pertama kehidupan di dalam rahim.
“Kalau kita mau hamil tapi ternyata HB-nya rendah anemia, kurang gizi, terlalu kurus, kurang vitamin D, maka plasentanya tipis. Kalau plasentanya tipis maka bayinya pun juga kecil, tidak tumbuh dengan baik,” imbuh dr. Hasto.
Selanjutnya, dr. Hasto menyampaikan, “Sebetulnya di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) itu juga ditentukan kesempurnaan penglihatan, pendengaran, bicara, emosi, logika, kemandirian-interaksi, motorik. Semunya dimulai di situ sehingga kalau ini salah dalam memulai maka bisa menentukan masa depan anak itu sendiri dan waktunya adalah 1000 HPK,” kata dr. Hasto.
Di akhir sambutannya dr. Hasto menegaskan, “Kalau ada perintah sempurnakanlah menyusui sampai 24 bulan, itu clear karena Tuhan menutup ubun-ubun ini 24 bulan. Ubun-ubun itu menutup 96 persen di usia 24 bulan. Kita harus sadar betul kalau ingin anaknya tidak stunting ya waktunya 1000 HPK.”