Kesehatan & Gaya HidupSulawesi Tenggara

Mengenal Nyamuk Wolbachia, Pahlawan Pemberantas Demam Berdarah di Indonesia

×

Mengenal Nyamuk Wolbachia, Pahlawan Pemberantas Demam Berdarah di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Nyamuk Wolbachia
Ilustrasi Nyamuk Wolbachia.

KENDARI, Portal Id – Demam berdarah, yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia.

Upaya pencegahan dan pengendalian menjadi sangat krusial untuk mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh penyakit ini. Salah satu inovasi terbaru dalam upaya ini adalah penggunaan program nyamuk Wolbachia.

Program nyamuk Wolbachia muncul sebagai langkah inovatif dalam upaya global untuk mengendalikan penyebaran demam berdarah.

Melansir laman rsprespira.jogjaprov.go.id, implementasi program nyamuk Wolbachia untuk melawan DBD pertama kali dilakukan di Indonesia, di Provinsi Yogyakarta, Indonesia, oleh World Mosquito Program (WMP).

Kini program nyamuk Wolbachia telah diimplementasikan di Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang, dan berhasil diterapkan di 14 negara, termasuk Indonesia, sejak 2011.

Wolbachia sendiri merupakan, bakteri alami yang ditemukan pada beberapa serangga, termasuk nyamuk Aedes aegypti, dianggap aman bagi manusia dan lingkungan.

Kemampuannya menghambat reproduksi virus dengue dalam tubuh nyamuk membuatnya efektif dalam mencegah penyebaran penyakit seperti dengue, zika, demam kuning, dan chikungunya.

Bakteri Wolbachia memiliki kemampuan untuk menonaktifkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, membuka peluang baru dalam pengendalian demam berdarah.

Melalui mekanisme perkawinan silang, nyamuk jantan yang mengandung Wolbachia dapat menghentikan penularan virus dengue pada nyamuk betina, dan sebaliknya, menghasilkan telur yang membawa Wolbachia.

Penyebaran bakteri ini secara positif mengurangi risiko penularan penyakit. Di Indonesia, teknologi Wolbachia diterapkan dengan metode “penggantian,” di mana nyamuk jantan dan betina yang membawa Wolbachia dilepaskan ke populasi alami.

Pendekatan ini memastikan keturunan nyamuk setempat juga membawa Wolbachia, menciptakan efek perlindungan yang berlangsung secara berkelanjutan.

Wolbachia tidak hanya menghentikan reproduksi virus dengue dalam tubuh nyamuk, tetapi juga memberikan perlindungan dari satu generasi nyamuk ke generasi berikutnya.

Wolbachia pada serangga tidak diketahui dapat menginfeksi manusia. Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa sukarelawan manusia yang terpapar gigitan periodik nyamuk Aedes aegypti yang membawa Wolbachia tidak menunjukkan respons kekebalan terhadap Wolbachia.

Selain itu, manusia secara rutin sudah terpapar oleh nyamuk, seperti Aedes albopictus dan Culex quinquefasciatus, yang secara alami membawa Wolbachia. Meskipun demikian, tidak ada laporan mengenai manusia yang terinfeksi oleh Wolbachia pada serangga.

Pada tahun 2022, uji coba teknologi Wolbachia di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul menunjukkan penurunan kasus demam berdarah hingga 77%, dengan pengurangan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86%.

Dampak positifnya terhadap pengurangan penyakit demam berdarah dan kebutuhan rawat inap memiliki implikasi signifikan pada penghematan biaya dalam upaya pengendalian dengue di negara yang mengadopsinya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan ikuti WhatsApp channel portal.id