PORTAL.ID – Bank Sulawesi Tenggara (Sultra) berkomitmen membangun hubungan yang baik dengan media sebagai mitra dalam penyebaran informasi.
Komitmen tersebut diwujudkan dalam gelaran Media Mateships Bank Sultra yang dilaksanakan Senin 27 Desember 2021 di Claro Hotel.
Selain untuk mengeratkan dengan awak media, qgenda Media Mateships Bank Sultra diisi dengan diskusi bertema jurnalistik.
Diskusi menghadirkan pemateri akademisi UHO, Rivi Handayani dan Ketua Dewan Kehormatan PWI Sultra, Rudi Iskandar Ichlas.
Direktur Utama Bank Sultra, Abdul Latif mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi media yang membantu menyampaikan pesan untuk masyarakat.
“Kami akan selalu terbuka bagi teman-teman media, yang memberikan masukan serta kritik yang membangun bagi kita,” terang Abdul Latif.
Menurutnya, mencapaian Bank Sultra tidak lepas dari peran media yang selama ini sudah terjalin hubungan yang baik.
“Maka diakhir tahun ini untuk mengapresiasi teman-teman media kami mengundang untuk dalam rangka silaturahmi melalui agenda Media Mateships Bank Sultra,” ungkap Abdul Latif.
Ia juga menegaskan, agenda Media Mateships merupakan agenda tahunan di Bank Sultra yang dilaksanakan tim Corporate Secretariy.
“Kedepannya kita bakal meningkat sinergitas dengan media dalam agenda promosi produk Bank Sultra,” jelas Abdul Latif.
Sementara itu dalam paparannya, Rivi Handayani menjelaskan tentang pentingnya jurnalis meningkatkan skill dan kompetensi.
Menurutnya, skill jurnalistik diperlukan untuk menghasilkan produk jurnalisme yang lebih memikat dibanding unggahan di media sosial.
Ia menegaskan, jurnalis jika tidak mengembangkan kemampuan maka akan tenggelam dalam pengaruh media sosial.
“Publik untuk saat ini lebih banyak mendapatkan informasi di media sosial dibandingkan di media, tapi sayangnya kadang informasi di media sosial juga sama dengan yang ada di media,” ungkap Rivi.
Dengan kondisi tersebut, maka secara perlahan-lahan publik bisa merasa tidak lagi membutuhkan media karena kebutuhan informasinya sam dipenuhi media sosial.
Padahal seharusnya, publik tetap menjadikan media sebagai alat verifikasi atas berbagai macam informasi di media sosial.
“Jadi seharusnya masyarakat tetap baca media, karena ulasan di media seharusnya lebih mendalam, dan lengkap dibanding di media sosial, jangan sebaliknya,” tegas Rivi.
Senada dengan itu, Rudi Iskandar juga menekankan agar jurnalis lebih memahami kode etik dan etika jurnalistik.
Pasalnya, di era digital saat ini jika tidak memahami kode etik jurnalistik maka akan mudah mendapatkan sanksi hukum dengan adanya UU ITE.
“Kehususaan UU Pers masih menjadi perdebatan saat ini. Dalam banyak kejadian kasus jurnalistik menggunakan UU ITE,” pungkas Rudi. P:02