Portal.id, KONKEP – Impian masyarakat di pulau Wawonii Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) memiliki Pusat Pelayanan Kesehatan yang representatif kian terwujud.
Bukan tanpa sebab, harapan tentang pelayanan kesehatan yang optimal itu mulai dirasakan hawanya sejak dua tahun terakhir.
Ternyata, Kemajuan pada pusat layanan utama kesehatan dijazirah Pemerintahan Amrullah, tidaklah adalah buah dari keputusannya menunjuk dr. Ulam Fridslan, MARS, FISQua sebagai direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konkep.
Kehadiran sang direktur itu, menjadikan Rumah Sakit Daerah Konkep bergegas kearah modern. Buktinya sejak dua tahun kepemimpinannya ayah dari dua anak ini mampu menempatkan kepercayaan publik terhadap RSUD baik tentang pelayanan, bahkan pun tentang infrastruktur penunjang lainya.
Saat ini, RSUD Konkep ditunjang oleh sembilan dokter spesialis. Yang meliputi enam poli diantaranya, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Kandungan, Spesialis anak, Spesialis Patologi Klinik. Spesialis Bedah, Poli Gigi, Anastesi dan Poli Umum. Serta beberapa Fasilitas penanganan lainnya yang telah disiapkan.
Selain itu, kemajuan RSUD Konkep dapat dinilai terhadap meningkatnya kepercayaan masyarakat Wawonii pada RSUD Konkep, dapat dilihat dari grafik, jumlah pengunjung yang dicatat pada laporan setiap tahunnya. Dalam laporannya menunjukkan peningkatan terhadap jumlah pasien terjadi sejak dua tahun terkahir.
“Bersyukur kepercayaan masyarakat terhadap RSUD boleh dibilang kian membaik. Sejatinya itu bisa dilihat pada jumlah pengunjung atau jumlah pasien yang kami catat dalam laporan tahunan, artinya ini menunjukkan kenyamanan masyarakat dalam hal pengobatan,” ujarnya.
Lulusan Kedokteran UKI tahun 2011 itu juga mengaku, langkahnya dalam mengemban tugas sebagai seorang direktur bukanlah hal mudah. Dalam prosesnya berbagai persoalan pun didapatinya.
“Seiring berjalannya waktu, langkah menata rumah sakit dalam berbagai hal, pada titik harapan tentang pusat kesehatan yang bermutu kita mulai nampak, kemajuan kita dapat dinilai pada porsi anggaran. Mengawali langkah ini tentu tidak berjalan secara mulus-mulus saja, banyak tantangan yang juga kerap menjadi kendala,” katanya, Rabu (27/11/2024).
Meski beragam tantangan pada proses pengabdiannya, dokter yang sejak sembilan tahun lalu menjalani tugas kedokteran di Pulau Wawonii ini tak menghentikan langkahnya, demikian sebaliknya berbagai hambatan dimaknainya merupakan dinamika jabatan yang diembannya kini.
Kata dia, diantaranya keterbatasan anggaran. Rumah sakit merupakan salah satu bagian, yang berperan pada sisi pembangunan manusia pada suatu wilayah. Apa jadinya jika kita abai terhadap kualitas kesehatan masyarakat. Tentu tak ada guna bangunan megah jika masyarakatnya tak mendapat baik pada kesehatan.
“Setidaknya, untuk melangkah lebih cepat dalam membangun RS ini masih membutuhkan banyak dana sementara APBD kita, Konkep masih terbilang minim,” terangnya.
Pihaknya juga mengakui masih banyak tugas dalam mencapai rumah sakit lebih modern.
“Rencana kerja kita untuk tahun 2025 mendatang sudah kita susun, sudah kami pilah tentang rencana prioritas, upaya yang kami lakukan untuk 2025 mendatang yang pertama tentang peningkatan tipe pada RSUD dari D, kita upayakan naik jadi tipe C. Meski anggaran yang dijatah untuk RSUD saat ini masih sebatas RP 10 miliar tetapi angka itu bukan alasan kita tidak memaksimalkan pelayanan dan sebagainya,” jelasnya.
“Secara rinci untuk belanja serta operasional tenaga kesehatan kita (Pegawai) itu berkisar Rp 8 miliar kurang lebih,” sambungnya.
Program “Kasih Yang Terbaik” menjadi pijakan jajarannya. Mereka dapat membangun hubungan yang lebih humanis dan peduli antara rumah sakit dan pasien.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap pasien yang datang ke RSUD Konkep merasakan pelayanan yang penuh perhatian dan kasih sayang, serta mendapatkan perawatan terbaik sesuai dengan standar medis yang ada,” harapnya.
Program ini, bukan sekedar program belaka melainkan bentuk komitmen dalam pelayanan kesehatan yang tidak hanya fokus pada aspek medis, tetapi juga memperhatikan aspek psikologis dan emosional pasien. Melalui pendekatan yang lebih empatik, tentu dapat menciptakan suasana yang nyaman dan mendukung proses penyembuhan.
Laporan Aldi Dermawan