Metode pengobatan tradiosional hingga saat ini masih menjadi salah satu cara alternatif bagi masyrakat untuk penanganan penyakit, salah satunya terapi bekam.
Pengobatan terapi bekam sendiri telah digunakan selama ribuan tahun, pasalnya metode tersebut dianggap memberikan beragam manfaat kesehatan.
Tapi, tahu tidak kalau terapi bekam memilki efek samping yang dapat mengganggu kesehatan. Mengutip dari Halodoc, ada empat dampak negatif yang ditimbulkan terapi bekam untuk tubuh, yakni meliputi:
1. Bekas luka dan perubahan kulit
Terapi tradisional ini dapat menyebab bekas luka dan perubahan kulit. Setelah pengobatan, kulit di area yang diobati mungkin akan menjadi merah, bengkak, dan menimbulkan bekas-bekas lingkaran atau bintik-bintik gelas terapi.
2. Infeksi
Rupanya, terapi bekam dapat menimbulkan infeksi pada kulit. Hal ini disebabkan prosedur terapi yang tidak menggunakan peralatan steril, meningkatkan risiko infeksi. Jika alat-alat terapi atau area kulit tidak bersih, maka bakteri dapat masuk ke dalam luka dan menyebabkan infeksi.
3. Nyeri dan ketidaknyamanan
Beberapa orang melaporkan mengalami nyeri atau ketidaknyamanan selama atau setelah terapi. Ini bisa terjadi karena metode atau prosedur yang agresif atau kulit yang sensitif.
4. Pusing dan kelelahan
Usai melakukan bekam, beberapa pasien mungkun akan mengalami pusing serta kelelahan. Bagaimana tidak, prosedur dari terapi ini sendiri adalah mengeluarkan darah dari dalam tubuh, sehingga apabila darah yang keluar terlalu banyak akan menyebabkan rasa pusing dan juga keletihan.
Perlu diketahui, bahwa efek samping terapi ini bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Tergantung dari kondisi kesehatan individu dan keterampilan praktisi yang melakukan terapi.
Dari penjelasan di atas sudah tahu kan apa yang perlu diperhatikan sebelum melakukan terapi bekam. Pertama, konsultasika dulu dengan profesional kesehatan, seperti dokter.
Kedua, pastikan alat bekam bersih dan steril. Wajib mengetahuin keahilan dari sang terapis, dan yang terakhir ketahui terlebih dulu prosedur yang tepat untuk terapi.
Laporan: Ferito Julyadi