Selain demam tinggi, berikut ada pula beberapa tanda dan gejala DBD adalah:
- Sakit kepala
- Mual hingga muntah
- Nyeri di belakang mata, tulang, dan otot
- Muncul ruam kulit atau bercak kemerahan di kulit
- Radang tenggorokan yang diiringi dengan sulit menelan dan minum
Setelah itu, gejala awal demam berdarah biasanya diikuti dengan gejala tambahan yang menandakan virus sudah mulai menjalar ke seluruh tubuh dan menyebabkan peradangan, seperti:
- Mimisan
- Gusi berdarah
- BAB berwarna hitam atau gelap
- Muntah darah
Setelah muncul gejala tersebut, Anda akan memasuki fase kritis selama 2-3 hari. Di fase ini, banyak orang yang menyangka sudah sembuh karena demam tinggi tadi sudah menurun, rasa sakit di tubuh mulai berkurang, dan menghilangnya beberapa gejala tambahan.
Padahal, fase ini harus diwaspadai karena bisa menyebabkan Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa sangat berbahaya, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
Penanganan cepat dan tepat merupakan kunci dari penanganan demam berdarah. Pasalnya, komplikasi demam berdarah sangat berbahaya, bahkan bisa berujung kepada kematian.
Berikut yang wajib diwaspadai dari komplikasi demam berdarah dengue adalah:
- Pendarahan: Ditandai dengan gusi berdarah, mimisan, muntah hitam, perdarahan di bawah kulit, batuk darah, dan buang air dengan feses warna hitam atau merah pekat.
- Dengue Shock Syndrome (DSS) ditandai dengan gejala dehidrasi, bradikardia, hipotensi, pupil mata melebar, napas tidak teratur, kulit pucat, dan keringat dingin.
- Gagal Ginjal Akut, umumnya terjadi pada fase terminal sebagai akibat dari syok yang tidak tertangani dengan baik.
Belum ada pengobatan khusus yang bisa dilakukan untuk mengatasi demam berdarah, Anda hanya perlu mencegah terjadinya komplikasi dengan menurunkan gejala yang muncul sekaligus melakukan upaya pencegahan infeksi virus yang lebih parah.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menangani demam berdarah adalah:
- Konsumsi obat penurun panas untuk menurunkan demam.
- Konsumsi air putih dalam jumlah cukup untuk mencegah dehidrasi.
- Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.
Jika pasien sudah sangat lemah dan tidak mampu mengkonsumsi air putih dalam jumlah banyak, biasanya dokter akan memberikan cairan tambahan lewat metode infus.
Selain itu, Anda tidak disarankan mengkonsumsi obat pereda nyeri karena bisa meningkatkan risiko perdarahan. wallahu a’lam.