Kendari, Portal.id – Upaya pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi daerah membuahkan hasil. Komitmen pemkot Kendari tersebut menyebabkan Bank Indonesia memberikan dua penghargaan sekaligus pada momentum Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021 di Kendari, Rabu.
Penghargaan yang diterima tersebut yakni penghargaan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dan penghargaan atas kabupaten/kota Terdigital Berdasarkan Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IEPTD) se Sulawesi Tenggara (Sultra).
Wali Kota Kendari, H Sulkarnain Kadir, menerima langsung kedua penghargaan itu apda momentum yang mengusung tema “Bangkit dan Optimis : Sinergi dan Inovasi Untuk Pemulihan Ekonomi”, yang diikuti langsung oleh presiden RI Jokowi melalui vidio Conference.
Penghargaan itu diterima atas upaya pemerintah kota dalam mendorong solusi digital yang berkaitan dengan transaksi non tunai dalam berbagai aspek.
Program ini berkomitmen mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi daerah melalui tiga elemen, yaitu digitalisasi pasar untuk memudahkan pedagang dalam menjalankan usaha, Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETP) serta untuk mendorong meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sementara itu, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, dalam sambutannya melalui video conference mengharapkan digitalisasi ekonomi dapat fokus diurus sebagai penguatan ekonomi bangsa.
“Karena potensi ekonomi digital Indonesia sampai di 2025 akan mencapai 124 milliar dollar,” ungkap Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo mengharapkan agar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat dimudahkan dalam perdagangan elektronik, sehingga UMKM dapat menikmati transformasi ekonomi yang dilakukan pemerintah.
Pelaksana Pelaksana Tugas Kepala BI Sultra, Taufik Ariesta Ardhiawan, mengatakan BI Sultra bersinergi dengan pemerintah daerah, perbankan dan PJSP, telah melakukan digitalisasi transaksi berbasiskan QRIS untuk pembayaran tagihan PDAM, transaksi di pasar tradisional yang dimulai dari pasar padi Kota Kendari.
“Termasuk transaksi pariwisata di berbagai tempat antara lain Pantai Nambo (Kota Kendari), Tanjung Malaha (Kabupaten Kolaka), dan Wakatobi (Kabupaten Wakatobi), serta transaksi di rumah ibadah,” ujar Taufik.
Selain mendorong transaksi non tunai di masyarakat, BI Sultra juga mendukung implementasi elektronifikasi transaksi pemerintah (ETP).
Dalam mendukung hal tersebut dan sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat, BI Sultra mendukung pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) sebagai wadah untuk mengakselerasi digitalisasi di daerah.
“Dapat kami sampaikan bahwa saat ini di Sulawesi Tenggara telah terbentuk seluruh TP2DD yaitu 18 pemda yang ada di Sulawesi Tenggara,” katanya.
Sebelumnya, BI Sultra mencatat total transaksi non tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) dan Bank Indonesia–Real-Time Gross Settlement (BI-RTGS) sebesar Rp16,8 triliun atau meningkat 15,6 persen (yoy) selama periode Januari-Oktober 2021.
BI Sultra juga menyampaikan, jumlah uang yang beredar hingga Oktober 2021 tercatat Rp3,9 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 17,4 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Penurunan yang terjadi selaras dengan musik ciptaan transaksi digital oleh masyarakat Sulawesi Tenggara,” kata Taufik.(ADV)