NewsPolitik & PemerintahanSosok

Temui KSK, Kerukunan Keluarga Bugis Makassar Turatea Berikan Dukungan pada Pilgub 2024

×

Temui KSK, Kerukunan Keluarga Bugis Makassar Turatea Berikan Dukungan pada Pilgub 2024

Sebarkan artikel ini
Pertemuan Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa dengan para pengurus Kerukunan Keluarga Bugis Makassar Turatea. Foto: Istimewa.

Kendari, Portal.id — Menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Tenggara (Sultra) 2024, dukungan untuk Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa (KSK) terus berdatangan.

Dukungan tersebut tidak hanya datang dari masyarakat yang bermukim di pusat kota saja, tetapi telah merambah hingga ke paguyuban. Salah satunya Kerukunan Keluarga Bugis Makassar Turatea (KBMT), Kabupaten Muna.

Dukungan itu disampaikan langsung saat menemui KSK di kediamannya, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Kamis (11/5/2023).

Dalam pertemuan tersebut, KSK menceritakan pengalamannya salah menjahit pakaian pada pelantikan DPRD Konawe. Ketika itu dirinya mengira anggota DPRD yang baru akan dilantik mengenakan uniform putih putih.

Karena kesalahan itu, akhirnya seragam putih tersebut disimpannya di dalam lemari. Belakangan KSK menyadari bahwa kesalahannya itu merupakan pertanda untuk menjadi seorang Bupati.

Dari cerita itu, KSK kemudian menyinggung misi politiknya pada Pilgub 2024 mendatang. Ia membahas bagaimana pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe di masa kepemimpinannya selama dua periode, menempati posisi tertinggi di Indonesia dengan presentasi mencapai 15,3 persen.

Pertumbuhan positif itu dirinya katakan memberi dampak besar pada perekonomian Sultra, karena mendapat “suntikan” dari Kabupaten Konawe.

“Saya ingin masyarakat Konawe sejahtera karena saya ini sejak dalam kandungan sudah sejahtera. Orang tua saya seorang Pamong. Karena itu, Pilgub 2024 saya ingin bertarung jadi gubernur agar pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi,” ucap KSK.

“Sultra ini akan maju kecuali saya yang pimpin. Kalau tidak, akan begini begini saja,” sambungnya.

Mantan Ketua DPRD Konawe itu juga memaparkan pandangannya akan makna “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”. Menurutnya, peribahasa tersebut memiliki makna yang kompleks akan pembangunan serta budata suatu daerah

“Jangan sudah ambil hasil buminya, mau ambil lagi rajanya, jangan. Dari aspek budaya saja belum tentu kamu pahami seutuhnya. Bagaimana dengan aspek lain,” pungkasnya.

 

Laporan: Ferito Julyadi

*Baca berita terkini lainnya di GOOGLE NEWS https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMOXyuwsw8o3TAw
atau gabung di Channel WA Portal.id News Update, caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaLdQrVAInPtfv2KpA2p, kemudian gabung.