Kendari, Portal.id — Pengamat Politik Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr Najib Husain, S.Sos, M.Si menilai sosok Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yundhoyono (AHY) sebagai figur politik muda (milenial) belum cukup kuat menarik suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Meski tersemat julukan figur politik muda, dan digadang-gadang akan maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) sebagai wakil Anies Baswedan, sosok AHY terbilang tidak menjadi perwakilan para milenial.
Bukan tanpa alasan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) itu mengatakan hal tersebut. Pasalnya, di setiap pidatonya AHY masih belum dapat menyuarakan apa yang menjadi kebutuhan utama dari para pemilih pemula.
“Menurut saya pidato-pidatonya belum bisa mencapai apa yang menjadi keinginan-keinginan milenial,” ujar Najib kepada Portal.id saat ditemui usai menghadiri kegiatan Nonton Bareng (Nobar) Pidato Politik AHY di salah satu kafe di Kota Kendari, Jumat (14/7/2023).
Lanjut Najib, seharusnya melalui pidatonya AHY sudah bisa menjangkau para milenial yang merupakan pemilih-pemilih mayoritas atau unggul di 2024.
“Satu peluang dibuang AHY. Pemilih mayoritas di 2024 adalah milenial, itu ada 60 persen, dan 60 persen itu dibuang dan tidak mampu ditangkap AHY,” jelasnya.
Jika kondisi ini terus dilanjutkan, ungkap Najib, menjadi sebuah kerugian yang besar untuk putra pertama mantan presiden Indonesia itu.
“Setidaknya ada satu agenda yang memang khusus bagi pemilih-pemilih pemula. Sehingga pemilih pemula tidak merasa bahwa kehadiran AHY bukan hanya sebagai politisi muda,” ungkapnya.
Ketua Jurusan Ilmu Politik itu menerangkan, para pemilih pemula membutuhkan sebuah pemikiran yang memberikan solusi. Semisal, solusi dari persoalan rusaknya kertas suara yang kerap terjadi.
“Artinya, para pemilih pemula sangat membutuhkan yang namanya edukasi, dan poin itu belum dijabarkan oleh AHY. Mudah-mudahan kedepan dia lebih bisa menangkap apa yang menjadi kebutuhan dari dari pemilih, utamanya pemilih-pemilih unggul,” tutupnya.
Laporan: Ferito Julyadi