Konawe Selatan, Portal.id – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) di bawah kepemimpinan Surunuddin Dangga menunjukkan konsistensinya dalam mewujudkan kenyamanan bagi pedagang dan konsumen di pasar.
Proses penertiban dan pembenahan Pasar Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto berjalan dengan begitu humanis.
Sebelumnya saat orang nomor satu di Konsel itu melakukan sidak di pasar tersebut. Dirinya mendengar langsung keluhan pedagang pasar dan menyaksikan langsung. Pasar Ranomeeto dinilai semerawut.
Terdapat los-los pasar yang dibangun tanpa sepengetahuan Pemda. Los tersebut berdiri di atas pelataran yang sebenarnya disiapkan untuk proses bongkar muat dan parkiran.
Menindaklanjuti hasil sidak itu, Bupati Surunuddin membentuk tim terpadu. Pasca terbentuknya, tim langsung rapat perdana untuk kemudian turun lapangan. Tak mau berlarut-larut, tim terpadu tancap gas.
Sosialisasi dan musyawarah bersama pedagang di pasar Ranomeeto telah dilakukan, Kamis (23/11/2023).
Saat duduk bersama pedagang setempat, Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setkab Konsel, Amran Aras mengatakan, pertemuan itu menyosialisasikan penataan dan penertiban pasar Ranomeeto.
“Ini sesuai arahan pak Bupati yang menginginkan pengelolaan pasar benar-benar maksimal. Memberikan kenyamanan bagi pedagang maupun konsumen, yang pada akhirnya meningkatkan perekonomian masyarakat juga daerah,” ungkap Amran selaku ketua Tim Terpadu Penertiban Pasar Ranomeeto didampingi anggota Tim yang terdiri dari sejumlah OPD terkait lainnya.
Musyawarah bersama pedagang berjalan dinamis. Proses diskusi hidup. Pada intinya, pedagang mendukung pemerintah dalam penertiban. Namun dengan sejumlah syarat bahwa penertiban itu dilakukan dengan betul-betul memperhatikan pedagang yang mencari kehidupan di pasar tersebut.
“Pedagang dan pemerintah sepakat, semuanya dilakukan dengan penuh humanis. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Konsel melalui Kepala UPTD Pasar, segera menginventarisasi kios yang tidak digunakan pemiliknya. Agar bisa dimanfaatkan untuk pedagang yang benar-benar mau berjualan,” ungkapnya.
Kemudian awal Desember, lanjutnya, tidak ada lagi bangunan los di atas pelataran tersebut. Karena itu dibangun tanpa sepengetahuan Pemda dan bukan pada peruntukannya. Mereka bakal dipindah ke los dan kios yang masih kosong dan pada tempat yang tidak dimanfaatkan penyewanya.
“Pedagang sepakat dan minta untuk menertibkan sendiri. Kami pemerintah setuju, namun jika sampai akhir November belum rampung maka tim terpadu akan bekerja sesuai prosedurnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, dikatakannya masyarakat juga meminta perhatian terkait mobilitas transportasi, drainase agar mengurangi genangan air, keamanan, persoalan sampah dan ketertiban sesama pedagang juga pembeli, termasuk kepastian pungutan secara resmi, guna mencegah konflik.
“Semua bakal ditindaklanjuti segera apabila pedagang maupun pengelola komitmen untuk sama-sama mendukung pembenahan. Sehingga apa yang dikeluhkan bisa menemui solusinya. Misalnya sekarang, pak Bupati sudah menyiapkan jalanan. Kemudian OPD terkait bertindak sesuai tupoksinya. Artinya kita kerjakan bersama secara terpadu,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Tim Terpadu Penertiban Pasar Ranomeeto, Dr Sahlul. Dikatakannya, penertiban dilakukan segera. Pemda Konsel mendorong terwujudnya insfratruktur perekonomian daerah yang mendorong geliat ekonomi masyarakat.
“Mewujudkan itu, tiga hal yang dilakukan. Pertama menertibkan pasar agar tidak terkesan semerawut. Akan ada bangunan yang direlokasi sehingga benar – benar layout (tata letak) pasar itu nyaman. Kedepannya didorong menjadi pasar modern,” terangnya.
Setelah tertib, lanjutnya, maka dilanjutkan pembangunan – pembangunan dan perencanaan yang berkelanjutan. “Dari hasil sosialisasi tadi (kemarin), banyak keluhan masyarakat. Semuanya dicatat, menjadi catatan dalam mendukung pembangunan pasar yang optimal,” bebernya.
Pasar yang optimal tentunya tak hanya berdampak positif bagi masyarakat tetapi juga memaksimalkan pendapatan asli daerah. “Contohnya di Pasar Ranomeeto ini menyumbang PAD yang masih minim. Bayangkan, per tahun pasar Ranomeeto hanya ditargetkan Rp 80 juta. Penyebabnya bisa saja tidak maksimalnya penagihan, dan tata kelola yang masih perlu dibenahi,” ungkapnya.
Pasar Ranomeeto ini, kata ia, posisinya sangat strategis. Makannya pimpinan daerah sangat antusias mendorong pembangunan dan pengelolaannya semaksimal mungkin.
“Beruntung kita punya pemimpin yang mau betul betul memikirkan pasar, karena pasar merupakan pusat perekonomian masyarakat yang harus dikelola secara baik,” kata Sahlul.
“Masyarakat siap mendukung dan mau dipindah, dengan catatan catatan yang akan ditindaklanjuti pemerintah. Intinya semua berjalan dengan komunikasi yang baik sehingga tidak ada yang dirugikan,” imbuhnya.
Diketahui, pedagang yang menempati kios yang akan direlokasi bakal dipindah ke los dan kios yang telah disiapkan pemerintah. Selebihnya bakal disiapkan los dan kios sementara sambil menunggu pembangunan selanjutnya.
“Harus dipindahkan karena los yang dibangun tanpa sepengetahuan Pemda itu peruntukannya untuk terminal bongkar muat barang dan parkir, sehingga jika itu optimal seluruh proses bongkar muat komoditi di Konsel terjadi di pasar Ranomeeto. Guna menggeliatkan ekonomi masyarakat dan daerah Konsel,” pungkasnya.