Portal.id – Menteri Syahrul Yasin Limpo pada Selasa (24/8/2021) mengatakan, Indonesia melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian sebesar 627,4 ton. Angka ini jika dikonversi ke dalam mata uang senilai Rp 7,29 triliun.
Mentan mengungkapkan, kegiatan ekspor bertema Merdeka Ekspor Pertanian Tahun 2021 ini untuk dikirim ke sejumlah negara di antaranya Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Rusia, Uni Emirat Arab, Pakistan, India, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Malaysia.
“Nilainya Rp 7,29 triliun, meliputi komoditas perkebunan 564,6 juta ton, tanaman pangan 4,3 juta ton, hortikultura 7,2 juta ton, peternakan 4,0 juta ton, dan beberapa komoditas lainnya,” terang Mentan Syahrul dalam keterangan persnya pada Selasa (24/8/2021).
Presiden Joko Widodo menyampaikan, ekspor komoditas pertanian yang dilakukan secara serentak dari 17 pintu ekspor, sebagai momentum penguatan ekspor komoditas pertanian dan menandai kebangkitan ekonomi nasional di tengah pandemi.
“Pada semester I tahun 2021 dari Januari sampai dengan Juni 2021, ekspor mencapai Rp 282,86 triliun, naik 14,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020, yaitu sebesar Rp202,05 triliun,” kata Presiden Joko Widodo saat pelepasan ekspor seperti dilansir dari Tribunnews.
Menurutnya, peningkatan ekspor komoditas pertanian tersebut turut berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani yang terlihat dari nilai tukar petani yang terus membaik.
“Pada Juni 2020 nilai tukar petani berada di angka 99,60, secara konsisten meningkat hingga Desember 2020 mencapai 103,25 dan Juni 2021 mencapai 103,59. Menurut saya ini sebuah kabar yang baik yang bisa memacu semangat petani-petani kita untuk tetap produktif di masa pandemi,” kata Presiden Joko Widodo.
Terkait dengan ekspor beras yang mulai dilakukan ke Arab Saudi, Presiden Joko Widodo meminta pihak terkait melakukan kalkulasi secara cermat, sehingga stok beras untuk kebutuhan dalam negeri bisa tetap diamankan.
“Kalau memang dihitung betul beras kita ini berlebih dan mampu kita ekspor, ya ekspor saja. Tetapi, sekali lagi, dikalkulasi, dihitung bahwa benar-benar stok yang ada itu cukup untuk kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. Artinya, kebutuhan dalam negeri didahulukan, kalau hitung-hitungan ada sisa, silakan diekspor,” tuturnya.
Jokowi pun meminta para kepala daerah untuk menggali potensi ekspor di daerahnya masing-masing, dan memperkuat petani terkait akses permodalan, inovasi teknologi, dan pendampingan.
“Saya sudah banyak berbicara dengan dirut-dirut perbankan agar pertanian mendapatkan perhatian khusus karena ini ada kesempatan,” tuturnya.