Kendari, Portal.id – Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tenggara (Sultra), Lukman Abunawas, mengajak seluruh elemen yang ada dalam Tim Pengawasan Orang Asing (Tim PORA) untuk turun ke lapangan melakukan pengawasan terhadap keberadaan dan aktifitas orang asing yang ada di Sultra.
“Untuk memastikan tentang keberadaan orang asign yang dipekerjakan di daerah ini, memang kita semua yang terlibat dalam pengawasan harus turun langsung di lapangan,” kata Lukman Abunawas, pada Rapat Koordinasi (Rakor) Tim PORA yang digelar oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Provinsi Sultra di Kendari, Selasa.
Dikatakan, pengawasan terhadap orang asing ini terutama para tenaga kerja asing yang bekerja di lokasi tambang nikel yang ada di Morosi, Kabupaten Konawe.
Pada kesempatan itu, Wagub juga menyampaikan permohonan maaf Gubernur Sultra Ali Mazi yang tidak berkesempatan hadir langsung, sehingga mewakilkan kepada dirinya dikarenakan menggelar rapat terpadu dengan unsur Forkopimda.
Wagub mengapresiasi kegiatan ini karena selama sembilan tahun berkecimpung dalam pemerintahan provinsi (saat menjadi sekretaris daerah hingga wagub), baru kali ini mengetahui ada tim yang dibentuk khusus mengawasi orang asing.
Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, Wagub mendorong agar ke depannya rapat-rapat terpadu mengenai pengawasan orang asing dapat terus dilakukan. Wagub juga mengungkapkan bahwa dengan adanya investasi asing di Sultra memiliki dampak positif yang cukup besar. Namun, tidak dapat dipungkiri juga ada imbas-imbas negatif.
“Salah satu contohnya adalah perbedaan kultur, agama, dan adat istiadat antara orang Cina dengan warga setempat yang mayoritas Tolaki di lokasi itu. Ketika mereka datang, masyarakat setempat kaget dengan perilaku mereka,” jelas Wagub.
Dalam beberapa kali kunjungannya ke kawasan Konawe Utara, misalnya, Wagub mengungkapkan kerap singgah menemui masyarakat setempat untuk sekadar mengetahui perkembangan sosial kemasyarakatan dalam hubungannya dengan keberadaan pekerja asing di daerah itu.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Sultra Silvester Sili Laba, menyampaikan bahwa data jumlah warga negara asing (WNA) yang ada di Sultra sebanyak 3.062 orang.
“Dari jumlah itu, sebanyak 3.033 orang merupakan warga negara Cina, sisanya berasal dari Thailand, Filipina, dan India,” katanya.
Kakanwil tidak merinci masing-masing jumlah warga asing di luar WNA asal Cina tersebut. Semua orang itu bekerja di lokasi tambang Morosi sejak tahun 2014 silam.
Sultra Silvester Sili Laba mengungkapkan, dalam kurun tiga bulan bertugas di Sultra, daerah ini dinilai sangat kondusif terkait dengan relasi antara warga setempat dengan WNA.
“Saya merasa bangga terhadap masyarakat Sultra karena semua elemen mampu menghadirkan suasana kondusif,” katanya.