Kolaka, Portal.id – Tim Hisab Rukyat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara melibatkan Fakultas Syari’ah IAIN Kendari dalam Pemantauan atau Rukyatul hilal penetapan awal Ramadhan 1442 Hijriah dipusatkan di Pantai Kelurahan Wolulu, Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka, Senin.
Ikut terlibat dalam rukyatul hilal tersebut antara lain Wakil Dekan I Dr. Andi Yaqub, M.H.I., kepala laboratorium Ilmu Falak Ahmad Ridha, M.Hum. dan dosen senior ilmu falak, Dr. Rusdin Muhalling, ME yang telah diamanahi menjadi bagian dari tim inti pada hisab rulyat di Sultra selama beberapa tahun terakhir.
Keterlibatan fakultas Syariah pada kegiatan pengamatan ini menjadi salah satu implementasi peran pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, aktifitas penentuan awal Ramadhan juga menjadi sarana edukasi bagi mahasiswa dan masyarakat yang ikut menyaksikan kegiatan rukyatul hilal.
Pada saat pemantauan, teleskop Laboratorium Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Kendari dijadikan sebagai teleskop utama yang menjadi acuan rekomendasi hasil observasi.
Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sultra, Drs. H. Muhammad Basri, M.Pd. yang turut mengakui kualitas teleskop milik Laboratorium Ilmu Falak Fakultas Syariah.
“Teleskop Laboratorium Ilmu Falak Fakultas Syariah kualitasnya terbaik dari teleskop yang ada di lokasi pemantauan ini,” katanya.
Wakil Dekan I Fakultas Syari’ah Dr. Andi Yaqub, M.Hi menjelaskan, teleskop yang diadakan pada tahun 2019 ini semula hanya untuk keperluan praktikum mahasiswa di laboratorium ilmu falak.
Teleskop Jenis Vixen ED80sf merupakan produk seri terbaru yang memiliki kemampuan menangkap gambar berjarak jutaan kilometer dengan sangat jelas dan berwarna. Selain itu, teleskop ini juga memiliki presisi tinggi sehingga objek yang diamati dapat terlihat dengan sempurna.
“Teleskop ini baru pertama kalinya digunakan untuk pemantauan hilal sejak diadakan pada tahun 2019. Setelah bekerjasama dengan Kanwil Kemenag Sultra dan BMKG Sultra maka kami dapat terlibat sebagai salah satu observer dan almdulillah bisa menjadi teleskop utama saat pemantauan hilal kemarin,” jelas Andi Yaqub.
Meski memiliki kemampuan yang canggih, tim observer belum dapat melihat hilal dengan jelas pada pengamatan hilal tersebut dikarenakan terhalang awan tebal.
“Kami melaksanakan observasi kurang lebih tiga jam sejak pukul 15.00 Wita. Cuaca di sekitar lokasi pengamatan sangat cerah akan tetapi posisi bulan terhalang awan sehingga hasilnya negatif,” tambahnya.
Laporan hasil pemantauan di Sultra dan 87 titik lokasi lainnya yang tersebar di 33 provinsi dikirim kepada tim hisab rukyat Kemenag RI untuk dibahas dalam dalam sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1441 H. Sidang Isbat dihadiri oleh perwakilan dari ormas-ormas Islam, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan perwakilan dari negara-negara sahabat di kantor Kemenag RI.
Usai sidang Isbat yang digelar secara tertutup, pemerintah melalui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas resmi mengumumkan 1 Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada 13 April 2021.